KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pahami apa itu Generasi Beta 2025 yang sedang dibicarakan di media sosial. Penamaan generasi tentu sudah tidak asing di telinga kita. Pada tahun 2024 akan menjadi akhiran untuk generasi Alpha hadir di dunia. Sehingga, akan muncul istilah baru yakni Generasi Beta. Generasi Beta adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada generasi anak-anak yang lahir setelah tahun 2025.
Mengapa Disebut "Beta"
Prediksi Ciri-Ciri Generasi Beta
Ada beberapa prediksi kondisi generasi yang akan diasosiasikan dengan Generasi Beta di masa yang akan datang.- Teknologi yang Semakin Canggih: Generasi Beta akan tumbuh di era yang didominasi oleh kecerdasan buatan (AI), robotik, teknologi virtual, dan perangkat pintar yang lebih maju dibandingkan sekarang.
- Digital Natives Tingkat Lanjut: Jika Generasi Alpha sudah disebut sebagai digital natives, Generasi Beta diperkirakan akan lebih terintegrasi dengan teknologi. Mereka mungkin menggunakan teknologi berbasis AI dan realitas virtual dalam kehidupan sehari-hari sejak usia dini.
- Dunia yang Semakin Global: Dengan internet yang lebih cepat dan keterhubungan global yang lebih tinggi, mereka akan memiliki akses tak terbatas ke informasi dan budaya dari seluruh dunia.
- Isu Lingkungan dan Sosial yang Lebih Kritis: Generasi ini kemungkinan besar akan menghadapi tantangan besar terkait perubahan iklim, urbanisasi, dan kesenjangan sosial. Pendidikan dan teknologi akan menjadi kunci dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.
1. Baby Boomers (1946–1964)
Ciri utama:- Lahir setelah Perang Dunia II dalam periode kelahiran tinggi (baby boom). Fokus pada kerja keras, keberhasilan karir, dan kemapanan finansial.
- Generasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi besar-besaran. Dominan dalam membentuk budaya modern dan kapitalisme global.
2. Generasi X (1965–1980)
Ciri utama:- Generasi pertama yang mengalami perubahan keluarga tradisional, seperti tingkat perceraian yang tinggi. Tumbuh dengan teknologi analog, seperti radio, TV, dan telepon.
- Lebih mandiri dan fleksibel dalam pekerjaan dibanding Baby Boomers. Pelopor gaya hidup yang lebih santai dan berorientasi pada keseimbangan kerja-hidup.
3. Generasi Y (Millennials) (1981–1996)
Ciri utama:- Tumbuh bersama perkembangan teknologi digital seperti internet, komputer, dan ponsel. Berfokus pada pengalaman, pendidikan, dan koneksi sosial.
- Lebih terbuka terhadap perubahan sosial, seperti inklusivitas dan keberagaman.
- Dapat mendorong inovasi digital dan perubahan budaya kerja (remote work, startup).
4. Generasi Z (1997–2012)
Ciri utama:- Digital natives, tumbuh dengan teknologi seperti media sosial, smartphone, dan game online. Generasi ini lebih peduli terhadap isu lingkungan, kesehatan mental, dan inklusi sosial.
- Generasi Z cenderung multitasking, namun juga sering dikritik karena rentan terhadap distraksi.
- Generasi ini mendorong transformasi media, e-commerce, dan budaya konsumen berbasis digital.
5. Generasi Alpha (2013–2024)
- Anak-anak yang hidup dalam lingkungan yang sepenuhnya digital.
- Terpapar teknologi canggih sejak lahir, seperti AI, IoT, dan realitas virtual.
- Diprediksi akan lebih terdidik, inovatif, dan adaptif dibanding generasi sebelumnya.
- Pengaruh: Akan memainkan peran besar dalam membentuk masa depan teknologi dan budaya.