Kenali Ciri-Ciri Bayi Dehidrasi, Langkah Pencegahan, dan Cara Mengatasinya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pahami gejala dehidrasi pada bayi serta langkah-langkah untuk mengatasinya. Penting bagi orang tua untuk dapat mengidentifikasi tanda-tanda bahwa bayi mereka mungkin mengalami kekurangan cairan.

Dehidrasi pada bayi terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diterima.

Karena berat badan yang rendah dan sensitivitas terhadap perubahan suhu dan lingkungan, bayi memiliki risiko lebih tinggi mengalami dehidrasi. Ini merupakan kondisi serius yang memerlukan penanganan cepat untuk mencegah dampak buruk pada kesehatan.


Orang tua perlu memahami tanda-tanda dehidrasi, baik yang terlihat secara fisik maupun melalui perubahan dalam aktivitas bayi yang dapat berbeda dari kondisi sebelumnya.

Untuk itu, Anda juga perlu pemahaman terkait frekuensi ASI bayi dalam sehari hingga nutrisi untuk mencegah dehidrasi perlu diketahui.

Baca Juga: Apa Itu Stunting? Ini Langkah Cegah Stunting dan Menu MPASI Anti Stunting

Berapa kali sehari bayi minum ASI?

Mengutip dari HSE Ireland, sebagai panduan, frekuensi bayi minum ASI setidaknya 8 hingga 12 kali, atau lebih, setiap 24 jam selama beberapa minggu pertama menyusui. Bayi akan lebih jarang menyusu dan tidur lebih lama seiring bertambahnya usia.

Saat bayi Anda diberi susu formula, mereka harus menyusu setidaknya 6 hingga 8 kali sehari dalam 3 bulan pertama. Kemudian 4 hingga 6 kali sehari selama 3 bulan berikutnya. Anda bisa menggunakan sendok untuk memudahkan anak Anda menelan cairan.

Tanda-tanda Dehidrasi pada Bayi

Berikut adalah tanda-tanda dehidrasi pada bayi dan cara mengatasinya

  • Berkurangnya Produksi Air Mata: Bayi yang mengalami dehidrasi mungkin memiliki produksi air mata yang berkurang saat menangis.
  • Mulut dan Bibir Kering: Mulut dan bibir bayi yang mengalami dehidrasi cenderung terlihat kering.
  • Kulit Kusam: Kulit bayi bisa terlihat lebih kusam atau kurang elastis ketika ditarik pelan.
  • Pipinya Cekung: Pipi bayi yang cekung saat menangis bisa menjadi tanda dehidrasi.
  • Nafas Cepat dan Dalam: Bayi yang mengalami dehidrasi mungkin memiliki nafas cepat dan dalam.
  • Perubahan Frekuensi BAK: Frekuensi buang air kecil yang berkurang atau bayi tidak basah selama 6 jam atau lebih.
  • Iritabilitas atau Lethargi: Bayi yang tidak biasanya rewel atau sangat lemah mungkin mengalami dehidrasi.
  • Fontanel Tenggelam: Fontanel atau bintik lembut di atas kepala bayi bisa terlihat lebih tenggelam atau cekung.
Nah, setelah mengetahui beberapa tanda di atas, Anda perlu melakukan penanganan secara dini apabila tidak ada gejala yang parah.

Selain itu Anda perlu mencegah dehidrasi pada bayi muda sangat penting, dan memberikan nutrisi yang tepat adalah kunci dalam upaya ini.

Baca Juga: Waspada, Ini Dampak Buruk Stres pada Ibu Hamil dan Janin yang Tidak Boleh Disepelekan

Nutrisi untuk pencegahan dehidrasi pada bayi

Berikut adalah beberapa langkah dan nutrisi yang dapat membantu mencegah dehidrasi pada bayi:

  • ASI (Air Susu Ibu): Jika memungkinkan, memberikan ASI eksklusif pada bayi di bawah usia 6 bulan adalah cara terbaik untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. ASI mengandung air, nutrisi, dan elektrolit yang diperlukan untuk mencegah dehidrasi.
  • Pemberian Cairan Tambahan: Jika bayi sudah mulai menerima makanan padat atau formula, pastikan untuk memberikan cairan tambahan, seperti air atau jus yang diencerkan. Pemberian cairan ini dapat membantu menjaga kecukupan cairan dalam tubuh.
  • Rehydrasi Oral: Jika bayi mengalami gejala dehidrasi ringan, seperti penurunan produksi air seni atau mulut kering, dokter mungkin merekomendasikan solusi rehidrasi oral yang khusus dirancang untuk bayi.
  • Susu Formula: Jika bayi sudah mulai menerima makanan padat, pastikan untuk memberikan susu formula yang sesuai dengan usianya. Susu formula mengandung nutrisi penting dan membantu memenuhi kebutuhan cairan.
  • Hindari Pemberian Makanan yang Terlalu Awal: Menunda pemberian makanan padat hingga bayi mencapai usia yang sesuai dapat membantu mencegah risiko dehidrasi. Makanan padat seharusnya tidak menggantikan ASI atau susu formula pada bulan-bulan awal.
Berikut beberapa kiat untuk mengatasi bayi dehidrasi dengan pemberian ASI hingga cairan tambahan dirangkum melalui Healthline.

Cara mengatasi Bayi Dehidrasi

1. Gunakan Botol Susu atau Metode Lain

Jika Anda tidak dapat menyusui atau belum memiliki ASI yang cukup, coba berbagai cara untuk memberikan ASI. Anda dapat menggunakan pompa ASI atau memberikan susu formula bayi melalui botol, penetes steril, atau sendok bayi kecil dengan lembut.

2. Pantau Frekuensi Buang Air Kecil (BAK)

Pastikan bayi buang air kecil secara teratur. Jika frekuensi BAK menurun atau tidak ada buang air kecil dalam waktu yang lama, segera konsultasikan dengan dokter.

3. Berikan Cairan Tambahan Setelah MPASI

Saat bayi sudah mulai makan Makanan Pendamping ASI (MPASI), berikan cairan tambahan seperti air atau jus sesuai rekomendasi dokter.

4. Hindari Cairan Mengandung Gula

Orang tua perlu memilih cairan dengan hati-hati, termasuk menghindari yang mengandung gula. Jangan berikan cairan seperti jus buah yang manis, karena dapat memperburuk kondisi dehidrasi.

5. Pertimbangkan Kondisi Lingkungan

Pastikan bayi berada dalam lingkungan yang cukup sejuk dan teduh. Terlalu panas dapat meningkatkan risiko dehidrasi lebih cepat dari biasanya. 

Perhatikan sirkulasi udara atau pencemaran yang tentu sensitif pada bayi Anda.

6. Konsultasikan dengan Dokter

Apabila Anda mencurigai bayi mengalami dehidrasi, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat memberikan panduan dan perawatan yang sesuai berdasarkan kondisi bayi.

Bayi dan balita bisa cepat mengalami dehidrasi karena ukurannya yang kecil. Bayi baru lahir memiliki perut yang sangat kecil sehingga tidak dapat menampung banyak ASI dalam satu waktu.

Penting untuk selalu memantau tanda-tanda dehidrasi pada bayi dan bertindak cepat jika Anda melihat tanda-tanda tersebut. 

Itulah beberapa informasi terkait tanda-tanda dehidrasi bayi beserta cara mengatasinya dengan mudah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News