MOMSMONEY.ID - Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah, yaitu sel darah yang berfungsi mengantarkan oksigen ke seluruh organ tubuh. Kekurangan suplai oksigen dapat mengganggu fungsi organ tubuh. Itu sebabnya, kondisi ini disebut juga penyakit kurang darah. Ada macam-macam anemia yang telah teridentifikasi. Jenis-jenis ini masuk ke dalam klasifikasi yang dibedakan berdasarkan penyebab anemia dan gejalanya masing-masing. Mengetahui jenis anemia dapat memudahkan Anda dalam menentukan pengobatan atau langkah pencegahan anemia yang tepat.
Terlepas dari pembagian klasifikasi di atas, saat ini ada lebih dari 400 jenis anemia yang telah teridentifikasi di dunia. Dikutip dari
Healthline dan
Mayo Clinic, Namun, ada 5 macam anemia yang paling umum terjadi, di antaranya sebagai berikut.
Baca Juga: Manfaat Kangkung, Mulai Mengobati Anemia Sampai Menjaga Kesehatan Mata 1. Anemia defisiensi zat besi Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah. Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat memproduksi cukup hemoglobin untuk mengalirkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Defisiensi zat besi pada umumnya disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dari makanan sehat, atau akibat trauma kecelakaan yang menyebabkan banyak perdarahan sehingga persediaan zat besi ikut hilang. 2. Anemia defisiensi vitamin Seperti namanya, anemia jenis ini terjadi ketika tubuh kekurangan asupan vitamin yang berperan penting dalam pembentukan sel darah merah sehat. Beberapa vitamin tersebut adalah vitamin B12, B9 atau folat (juga dikenal sebagai asam folat), dan vitamin C. Selain karena kurang asupan makanan bergizi, anemia defisiensi vitamin juga dapat disebabkan oleh adanya masalah pada sistem pencernaan atau penyerapan makanan. Ini dapat terjadi pada beberapa orang dengan masalah luka atau gangguan usus, seperti penyakit Celiac, sehingga sulit memproses atau menyerap vitamin B12, vitamin C, atau asam folat dengan baik. 3. Anemia aplastik Anemia aplastik adalah kondisi saat tubuh Anda berhenti memproduksi cukup sel darah merah sehat yang baru. Ini adalah kondisi yang cukup serius, tapi jarang terjadi. Kondisi ini terjadi akibat adanya kerusakan atau kelainan pada sumsum tulang Anda. Sumsum tulang itu sendiri adalah sel induk yang menghasilkan komponen darah, mulai dari sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Kerusakan pada sumsum tulang dapat memperlambat atau mematikan produksi sel darah baru. Maka pada orang dengan anemia aplastik, sumsum tulang mereka bisa saja kosong (aplastik) atau mengandung sangat sedikit sel darah (hipoplastik). 4. Anemia sel sabit Anemia sel sabit termasuk dalam klasifikasi anemia karena keturunan. Jenis anemia ini disebabkan oleh kerusakan genetik pada gen pembentuk hemoglobin dalam darah Anda. Anda bisa berisiko terkena anemia sel sabit apabila ada salah satu dari orangtua Anda memiliki gen mutasi pemicu anemia sel sabit. Mutasi genetik ini kemudian mengakibatkan keping sel darah merah yang diproduksi jadi berbentuk seperti bulan sabit, dengan tekstur kaku dan lengket. Seharusnya, sel darah merah yang sehat berbentuk bulat pipih yang mudah mengalir di dalam pembuluh. 5. Anemia thalasemia Thalasemia juga termasuk salah satu jenis anemia yang diturunkan dalam keluarga. Thalasemia terjadi saat tubuh membuat bentuk hemoglobin yang tidak normal. Akibatnya, sel-sel darah merah tidak dapat berfungsi dengan benar dan tidak membawa cukup oksigen.
Gejala thalasemia tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan jenis yang Anda miliki. Penderita thalasemia sedang atau berat mengalami berisiko masalah pertumbuhan, pembesaran limpa, masalah tulang, dan penyakit kuning.
Baca Juga: Segudang Manfaat Pisang Ini Tidak Perlu Diragukan untuk Kesehatan Pencegahan anemia yang paling utama dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Beberapa cara pencegahan lainnya adalah sebagai berikut.
- Memastikan vitamin C yang cukup di dalam tubuh melalui makanan, minuman, atau suplemen. Hal ini agar tubuh dapat menyerap zat besi.
- Melakukan diet seimbang.
- Konsumsi suplemen kalsium karena dapat memengaruhi cara tubuh menyerap zat besi.
- Hindari mengonsumsi minuman berkafein dan minum vitamin C agar tubuh dapat menyerap lebih banyak zat besi dari makanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Helvana Yulian