MOMSMONEY.ID - Anda pernah merasa mati rasa, kesemutan, rasa seperti ditusuk, hingga nyeri terbakar, terutama pada kaki dan tangan? Sebaiknya perhatikan karena bisa saja itu gejala Neuropati Periferal. Jutaan orang menderita penyakit ini tanpa menyadarinya sehingga tetap tidak terdiagnosis dan tidak diobati selama bertahun-tahun dan menghadapi rasa sakit. Neuropati Periferal sendiri disebabkan oleh kerusakan saraf, adalah salah satu penyakit paling umum pada sistem saraf perifer yang mengendalikan fungsi tubuh kita, mulai dari sensasi di tangan hingga gerakan otot. Dr. Rizaldy Pinzon, Spesialis Saraf di Departemen Neurologi di Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta mengatakan Neuropati Periferal dapat menyerang kalangan orang dewasa. "Sementara diabetes 1 pada anak juga melibatkan neuropati perifer dan 40% sampai 60% pasien diabetes mengalami neuropati," ujar Dr. Rizaldy kepada awak media dalam APAC Health Expert Media Round Table, Rabu (27/11). Banyak orang yang terkena penyakit ini tidak menyadari bahwa gejala mereka disebabkan oleh Neuropati Periferal (PN) karena penyakit ini sering berkembang secara perlahan, dimulai dengan gejala ringan yang hampir tidak terlihat dalam jangka waktu yang lama.
Pada titik tertentu, gejalanya menjadi lebih parah, mengganggu, dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan pasien. Tiba-tiba, pasien mulai kehilangan mobilitas, kesulitan menaiki tangga atau mengemudi, kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari yang sederhana seperti memasak, mengalami kesulitan tidur, bahkan cedera pada kaki yang tidak mereka sadari semua ini disebabkan oleh kerusakan saraf yang semakin parah.
Baca Juga: 4 Obat Alami untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Tinggi, Aman untuk Diabetes Kekurangan vitamin B dan penggunaan banyak obat (polimedikasi) juga menjadi faktor risiko tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan saraf perifer. Orang yang berisiko tinggi mengalami Neuropati Periferal (PN) antara lain pasien diabetes, orang obesitas, pasien kemoterapi atau pasca operasi, lansia, peminum alkohol berat, orang dengan kekurangan gizi, serta perokok. Namun, penyakit ini juga dapat memengaruhi individu yang lebih muda dan tampaknya sehat tanpa alasan yang jelas. Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyebab utama Neuropati Periferal (PN), dengan prevalensi yang terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penderita diabetes. Menurut Dr. Bien Matawaran, Konsultan Endokrinologi, Diabetes, dan Metabolisme, Rumah Sakit UST & Mantan Presiden Perhimpunan Endokrinologi, Diabetes, dan Metabolisme Filipina. Neuropati Periferal (PN) pada penderita diabetes sangat umum terjadi di Asia Tenggara. "Di beberapa negara, prevalensinya mencapai hampir 60%. Sebuah studi di Filipina pada tahun 2000 melalui proyek Diabcare-Asia, yang melibatkan 2.708 pasien di pusat diabetes, melaporkan prevalensi 42% untuk neuropati diabetik berdasarkan catatan medis," kata Dr. Bien. Mengenai hambatan dalam diagnosis dini, Dr. Francis Pasaporte, Konsultan Diabetologi di Rumah Sakit Provinsi Iloilo dan Mantan Presiden Diabetes Filipina melihat masih ada hambatan di antara pasien dan masyarakat hingga penyakit Neuropati Periferal masih terus ada. Salah satunya kurangnya kesadaran tentang PN dan faktor risiko, tidak menyadari tanda-tanda awal, tidak segera berkonsultasi dengan dokter, dan kesulitan dalam menggambarkan gejalanya. "Di sisi lain, para dokter sering menghadapi tantangan dengan klinik yang padat dan waktu yang terbatas, serta kurangnya kesadaran dan rutinitas dalam mendiagnosis PN," ungkapnya.
Baca Juga: 10 Manfaat Minum Air Hangat untuk Kesehatan Tubuh Anda Oleh karena itu, penyakit ini sering kali hanya dikenali dan didiagnosis pada tahap yang sudah terlambat, ketika kerusakan saraf yang seharusnya bisa dihindari lebih awal sudah berkembang. Ketika lebih dari 50% serabut saraf sudah rusak, tiba pada titik tak bisa kembali di mana regenerasi saraf tidak lagi memungkinkan. Neurometer Pro Baru oleh P&G Health merupakan Alat Skrining Mandiri Digital yang Sederhana untuk Pasien. Banyak orang tidak menyadari bahwa diagnosis dini dapat membantu meningkatkan hasil pengobatan dan kualitas hidup yang lebih baik, serta saraf yang rusak dapat diregenerasi jika kerusakan saraf belum berkembang terlalu parah. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat waktu dapat mencegah perkembangan DPN (Diabetic Peripheral Neuropathy) atau kekambuhan gejala. Aditya Gupta, Senior Marketing Director Asia Pasifik, P&G Health, mengatakan untuk memenuhi kebutuhan alat sederhana yang dapat memfasilitasi diagnosis dini, P&G Health telah meluncurkan Neurometer Pro Baru, yaitu kuesioner skrining mandiri digital untuk pasien yang terdiri dari lima pertanyaan guna menilai risiko kerusakan saraf pada pasien. Dibuat oleh para ahli PN dari 10 negara dan berbagai bidang spesialisasi. Neurometer Pro Baru ini dapat menghemat waktu skrining dokter dan memberdayakan pasien untuk bertindak lebih awal untuk menghindari komplikasi jangka panjang dari PN. Alat ini tersedia secara gratis untuk digunakan oleh masyarakat di Filipina, Indonesia, dan Malaysia untuk membantu diagnosis tepat waktu PN dan meningkatkan perawatan pasien.
Neuropati Periferal (PN) dikaitkan dengan gangguan mobilitas fungsional dan gejala motorik yang terganggu, selain gejala sensorik. Gejala-gejala ini secara signifikan memperburuk kualitas hidup pasien. Temuan studi NENOIN 2023 menyimpulkan bahwa kombinasi sinergis Vitamin B Neurotropik (B1, B6, dan B12) tidak hanya mampu meredakan gejala tetapi juga secara signifikan meningkatkan fungsi saraf pasien. Peningkatan ini diukur melalui refleks pergelangan kaki dan lutut, kekuatan otot, serta persepsi sensorik di jari kaki dan tangan pasien dengan PN.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menurunkan Kadar Gula Darah dengan Cepat? Inilah Caranya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Jane Aprilyani