MOMSMONEY.ID - Kehamilan ektopik adalah hamil di luar kandungan atau rahim. Kondisi ini menyebabkan perdarahan dari vagina dan nyeri hebat di panggul atau perut bawah. Kehamilan ektopik harus segera ditangani karena dapat berbahaya, dan janin juga tidak akan berkembang dengan normal, dikutip dari Healthline. Pengidap kehamilan ektopik biasanya tetap merasakan gejala layaknya orang hamil pada umumnya, seperti mual, muntah, dan perut yang membesar. Pada umur kehamilan tertentu ketika saluran indung telur tidak dapat menampung hasil pembuahan yang semakin besar, pengidap biasanya merasakan gejala sebagai berikut.
- Nyeri yang sangat hebat, nyeri dapat dirasakan di daerah panggul, perut, atau bahkan menjalar hingga bahu dan leher.
- Perdarahan pada Miss V, perdarahan muncul dengan jumlah yang dapat lebih banyak atau lebih sedikit daripada saat haid.
- Gejala pada daerah perut, seperti mual, muntah, dan rasa penuh atau tidak enak di perut.
- Lemah, pusing, hingga pingsan.
- Tuba falopi yang rusak karena peradangan atau cacat akibat infeksi maupun pembedahan
- Ketidakseimbangan hormon
- Kelainan genetik
- Cacat lahir
- Kondisi medis yang memengaruhi bentuk maupun kondisi saluran tuba dan organ reproduksi lainnya
- Riwayat kehamilan ektopik
- Pernah mengalami peradangan atau infeksi tertentu, misalnya penyakit menular seksual (seperti gonore atau klamidia).
- Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menjalani program bayi tabung atau perawatan serupa, lebih rentan mengalami kehamilan ektopik.
- Gangguan kesuburan (infertilitas)
- Pernah menjalani operasi tuba falopi
- Penggunaan alat kontrasepsi intrauterine device (IUD). Jika kehamilan terjadi saat KB spiral masih ada dalam rahim, Anda kemungkinan besar akan mengalami kehamilan ektopik.
- Prosedur ligasi tuba (mengikat tuba). Metode kontrasepsi permanen ini juga bisa meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
- Kebiasaan merokok. Semakin sering merokok, risiko kehamilan ektopik pun akan semakin tinggi.
- Membatasi jumlah pasangan seksual, untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi menular seksual.
- Menggunakan kondom pada saat melakukan hubungan seks berisiko, untuk menghindari infeksi menular seksual dan mengurangi risiko penyakit radang panggul.
- Tidak merokok, jika pengidap adalah perokok, berhenti merokok saat sedang hamil.