TANDA HIPERSEKS - Hiperseks adalah kelainan seksual yang bisa dialami oleh siapa saja, khususnya para pria. Hiperseks membuat penderitanya tidak bisa mengontrol dorongan seksual yang muncul sehingga bisa merugikan untuk diri sendiri dan orang lain. Baca Juga: 7 Makanan Ini Membantu Meningkatkan Kadar Testosteron pada Laki-Laki
Ciri-ciri hiperseks pada pria
Dilansir dari Cleveland Clinic, kecanduan seks atau hiperseks adalah kondisi yang membuat penderitanya terlalu fokus terhadap fantasi, dorongan, atau aktivitas seksual yang tidak bisa dikontrol dan memicu beberapa efek negatif pada segi kehidupan yang lain. Penderita hiperseks sering melakukan aktivitas seksual yang sewajarnya dilakukan oleh orang lain, seperti melihat video porno, maturbasi, hingga berganti-ganti pasangan. Ketika aktivitas seksual tersebut sudah mengganggu kehidupan pribadi dan sosial, seseorang bisa dikatakan kecanduan seks atau hiperseks. Dilansir dari Verywell Health, penyebab hiperseks belum diketahui secara pasti. Namun, banyak ahli percaya, masalah yang berkaitan dengan jaringan otak bisa memicu hiperseks, seperti konsumsi obat tertentu hingga adanya ketidakseimbangan kimiawi otak. Mudahnya akses terhadap konten pornografi juga akan meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami gangguan seksual hiperseks. Menurut Cleveland Clinic, hiperseks bisa dialami oleh siapa saja, namun ternyata lebih sering ditemukan pada pria. Ciri-ciri hiperseks antara pria dan wanita terkadang bisa berbeda, karena aktivitas seksual yang dilakukan cenderung berbeda. Disarikan dari Verywell Health dan Mayo Clinic, berikut ciri-ciri hiperseks pada pria yang sering ditemui, seperti:- Munculnya pikiran, dorongan, atau perilaku seksual yang berulang dan tidak bisa dikendalikan
- Muncul perasaan cemas, depresi, malu, dan bersalah setelah melakukan aktivitas seksual tertentu, namun juga merasa lega
- Tidak memiliki kemampuan untuk mengubah, mengendalikan, atau mengurangi fantasi atau perilaku seksual yang dilakukan
- Kerap melakukan perilaku seksual sebagai mekanisme koping untuk mengatasi masalah lain, seperti rasa kesepian, depresi, cemas, atau stres
- Terus melakukan perilaku seksual yang memiliki akibat buruk atau berbahaya, seperti berisiko menularkan penyakit menular seksual (PMS), menimbulkan masalah ekonomi, hingga memiliki konsekuensi hukum
- Sering tidak jujur atau menutupi perilaku seksual yang dilakukan
- Mengalami kesulitan untuk memiliki atau mempertahankan hubungan romantis