KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia terus menyusut dalam beberapa bulan terakhir. Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2022 sebesar US$ 135,6 miliar. Jumlah ini turun dari posisi akhir April 2022 yang senilai US$ 135,7 miliar dan pada Maret 2022 sebesar US$ 139,1 miliar. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penurunan cadangan devisa dalam tiga bulan terakhir ini lebih dipengaruhi foreign capital outflow di tengah risk off sentiment serta pembayaran utang luar negeri pemerintah. Secara umum, permintaan valas cenderung meningkat namun demikian supply valas pun juga didorong kinerja ekspor yang tetap solid. “Jadi, menurut saya, pergerakan rupiah saat ini masih merefleksikan mekanisme pasar meskipun rupiah dalam 3 bulan terakhir cenderung melemah sekitar 1,5% atau 215 poin. Namun rupiah melanjutkan penguatannya hingga saat ini diperdagangkan di level Rp 14.400 – Rp 14.500,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (8/6).
Kenapa Cadangan Devisa Terus Menyusut dalam Tiga Bulan Terakhir?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia terus menyusut dalam beberapa bulan terakhir. Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2022 sebesar US$ 135,6 miliar. Jumlah ini turun dari posisi akhir April 2022 yang senilai US$ 135,7 miliar dan pada Maret 2022 sebesar US$ 139,1 miliar. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penurunan cadangan devisa dalam tiga bulan terakhir ini lebih dipengaruhi foreign capital outflow di tengah risk off sentiment serta pembayaran utang luar negeri pemerintah. Secara umum, permintaan valas cenderung meningkat namun demikian supply valas pun juga didorong kinerja ekspor yang tetap solid. “Jadi, menurut saya, pergerakan rupiah saat ini masih merefleksikan mekanisme pasar meskipun rupiah dalam 3 bulan terakhir cenderung melemah sekitar 1,5% atau 215 poin. Namun rupiah melanjutkan penguatannya hingga saat ini diperdagangkan di level Rp 14.400 – Rp 14.500,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (8/6).