KONTAN.CO.ID -
Black Friday adalah Jumat keempat di bulan November di mana seluruh pusat perbelanjaan di Amerika Serikat dan hampir seluruh dunia menawarkan diskon besar-besaran. Biasanya
Black Friday dilaksanakan pada hari Jumat setelah perayaan Thanksgiving di Amerika Serikat dan Eropa. Lantas, kenapa disebut sebagai
Black Friday dan apa arti
Black Friday?
Baca Juga: 5 Film Tentang Shopping dan Fashion, Cocok Ditonton Saat Black Friday Asal usul Black Friday
Ada beberapa versi tentang sejarah
Black Friday. Namun, mengutip dari laman
History.com, penggunaan istilah
Black Friday pertama kali pada 1950-an. Pada waktu itu, polisi di kota Philadelphia menggunakan istilah
Black Friday untuk menggambarkan kekacauan yang terjadi pada hari setelah Thanksgiving. Pada saat itu terdapat gerombolan pembeli dan turis membanjiri kota sebelum pertandingan sepak bola Angkatan Darat-Angkatan Laut. Para polisi di Philadelphia harus bekerja dalam shift ekstra panjang untuk menangani kerumunan dan lalu lintas tambahan. Pengutil juga memanfaatkan hiruk pikuk di toko-toko untuk mencuri barang-barang dan menambah berat pekerjaan polisi.
Baca Juga: Promo Black Friday di Klinik Natasha Beri Harga Spesial Khusus Laser Black Doll Black Friday dan belanja
Namun, pada 1961, istilah
Black Friday kembali digunakan oleh polisi Philadelphia untuk menggambarkan fenomena kemacetan panjang di sepanjang kota. Kemacetan terjadi di mana-mana karena banyak orang yang berbondong-bondong antre di sekitar gerai yang menawarkan diskon. Inilah menjadi hari suram (black) bagi polisi karena harus mengamankan kota sehingga muncullah istilah
Black Friday. Sebenarnya, ada keinginan untuk mengubah istilah
Black Friday dengan
Big Friday, tapi upaya ini gagal. Hal ini lantaran
Black Friday berkonotasi negatif. Meski demikian,
Black Friday tetap menciptakan kegembiraan baik bagi peritel maupun konsumen. Peritel bahagia karena lonjakan transaksi, konsumen senang mendapatkan barang impian.
Baca Juga: 5 Fakta Tentang Thanksgiving, Perayaan Syukur Orang Barat Black Friday menjadi semakin dikenal di seluruh dunia pasca-iklan di majalah
The American Philatelist pada 1966. Akhir 1980-an, istilah
Black Friday semakin dikenal di kalangan peritel yang kemudian mengaitkannya dengan penjualan pasca-Thanksgiving. Para peritel menemukan sesuatu yang positif tentang
Black Friday dan dapat mengubah hasil penjualan dari merah yakni rugi menjadi hitam alias untung.
Black Friday juga menjadi sebuah gagasan bahwa sehari setelah Thanksgiving menandai peristiwa ketika toko-toko di Amerika akhirnya menghasilkan keuntungan.
Baca Juga: Manfaatkan Affiliate Jadi Peluang Bisnis Kaum Rebahan Yuk! Kini,
Black Friday menjadi momen belanja terbesar di AS setiap tahun. Toko-toko memotong harga untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan.
Black Friday turut menyebar ke berbagai negara, termasuk di Indonesia. Banyak
e-commerce di Indonesia juga memanfaatkan momen tersebut untuk menggelar diskon. Demikian asal usul
Black Friday yang terjadi pada Jumat keempat di bulan November. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News