NUSA DUA. Krisis keuangan yang melanda Tanah Air tahun 1997-1998 silam berdampak hebat. Saat itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang menembus level Rp 16.000 per dollar AS, dari sebelumnya di bawah Rp 3.000 per dollar AS.Hal tersebut diakui Bank Indonesia (BI) salah satunya lantaran bank sentral kekurangan data, selain cadangan devisa (cadev) yang masih sedikit. Deputi Gubernur BI Sugeng mengatakan, saat itu bank sentral tidak memiliki data utang luar negeri (ULN) swasta."Kami belum bangun secara baik data mengenai ULN swasta. Waktu itu, banyak korporasi yang punya ULN yang outstandingnya sangat besar," kata Sugeng usai acara Statistic Regional Conference, Rabu (22/3).
Kenapa krisis 97 berefek dahsyat?
NUSA DUA. Krisis keuangan yang melanda Tanah Air tahun 1997-1998 silam berdampak hebat. Saat itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang menembus level Rp 16.000 per dollar AS, dari sebelumnya di bawah Rp 3.000 per dollar AS.Hal tersebut diakui Bank Indonesia (BI) salah satunya lantaran bank sentral kekurangan data, selain cadangan devisa (cadev) yang masih sedikit. Deputi Gubernur BI Sugeng mengatakan, saat itu bank sentral tidak memiliki data utang luar negeri (ULN) swasta."Kami belum bangun secara baik data mengenai ULN swasta. Waktu itu, banyak korporasi yang punya ULN yang outstandingnya sangat besar," kata Sugeng usai acara Statistic Regional Conference, Rabu (22/3).