JAKARTA. Perusahaan perkebunan Kencana Agri Limited kian ekspansif. Perusahaan kelapa sawit yang melantai di bursa Singapura ini berencana akan menambah dua pabrik kelapa sawit baru di Kalimantan dan Sulawesi. Untuk membangun satu pabrik, nilai investasi yang akan digelontorkan sebesar Rp 140 miliar. Dengan demikian, Kencana Agri Limited harus merogoh koceknya Rp 260 miliar untuk pembangunan dua pabrik pengolahan kelapa sawit pabrik itu. Pabrik yang akan mulai dibangun pada awal 2014 mendatang, memiliki kapasitas giling sebesar 45 ton tandan buah segar (TBS) untuk masing-masing pabrik. "Pembangunan pabrik sawit setidaknya membutuhkan waktu hingga 18 bulan," ujar Augyawati Joe Commercial Director Kencana Agri Limited kep KONTAN belum lama ini.
Dengan pembangunan dua pabrik tersebut, Kencana Agri akan memiliki enam pabrik pengolah minyak sawit, empat diantaranya sudah beroperasi. Adapun total kapasitas keempat pabrik yang berlokasi di Kalimantan dan Bangka mencapai 220 ton TBS per jam. Augyawati bilang, alasan pembangunan pabrik baru tersebut karena kondisi keempat pabrik pengolahan minyak sawit yang ada saat ini sudah full capacity. Sementara itu, produksi tanaman sawit mulai meningkat. Maklum, usia tanaman kelapa sawit Kencana Agri ini sudah enam tahun. Alhasil, mereka harus membangun pabrik baru. Adapun, produksi minyak sawit mentah atau
crude palm oil (CPO) produksi Kencana Agri hampir seluruhnya dipasarkan di dalam negeri. Beberapa perusahaan yang menjadi tujuan pemasaran antara lain adalah Wilmar. "Selain itu juga perusahaan refinery lokal," kata Augyawati. Tak sekedar mengolah kelapa sawit menjadi minyak sawit mentah , Kencana Agri Limited memiliki pabrik yang memproduksi olein dan stearin dengan kapasitas pabrik sebesar 1.500 ton CPO per hari. Untuk produk hilir, semuanya ditujukan ekspor. Harga turun Sampai kuartal ketiga tahun ini harga CPO milik Kencana Agri Limited masih belum menunjukan perbaikan. Pada sembilan bulan pertama tahun lalu, harga jual CPO Kencana Agri Limited sebesar US$ 874 per ton. Adapun pada periode yang sama di tahun ini, harga jual CPO milik Kencana Agri turun menjadi US$ 707 per ton. Dampaknya, sampai September, nilai penjualan CPO Kencana Agri Limited ikut tergelincir. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan ini, nilai penjualan Kencana Agri Limited sampai kuartal ketiga tahun ini turun 5% menjadi US$ 195,1 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni US$ 206 juta.
Berbanding terbalik dengan harga, untuk volume penjualan CPO justru mengalami kenaikan. Selama periode Januari hingga September 2013, Kencana Agri Limited menjual CPO sebesar 258.553 ton. Jumlah ini naik sampai 24,23% dibandingkan volume penjualan tahun lalu periode yang sama, yakni 208.121 ton. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat, harga CPO pada kuartal empat tahun ini mulai merangkak naik. Harga CPO sepanjang Oktober bergerak di kisaran US$ 810 – US$ 940 per metrik ton dan harga rata-rata pada bulan Oktober 2013 sebesar US$ 859 per metrik ton atau meningkat 4,3% dibandingkan harga rata-rata CPO pada bulan September. Harga CPO mulai meningkat karena cuaca buruk yang terjadi di Malaysia dan Indonesia. Hal ini berpengaruh kepada panen dan stok CPO. Apalagi, panen kedelai di beberapa negara juga sedang tidak bagus. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Fitri Arifenie