Kencana Energi Lestari (KEEN) Berniat Kembangkan Tiga Pembangkit EBT Anyar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) berencana kembali menambah portofolio pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Dalam rencana KEEN, perusahaan akan mengembangkit 3 pembangkit EBT anyar dengan total kapasitas 200 megawatts (MW) dalam kurun waktu kurang lebih 3 tahun ke depan. 

Direktur KEEN, Giat Widjaja mengatakan, estimasi kebutuhan investasi untuk 3 proyek pembangkit anyar EBT ini diperkirakan sekitar US$ 500 juta. Jika proyek jadi digarap, KEEN berencana mengandalkan kombinasi pendanaan internal dan eksternal untuk membiayai proyek ini.

“Sumber internal equity itu kurang lebih US$ 125 juta dolar, sisanya itu sekitar US$ 375 juta itu dari project financing,” tutur Giat dalam acara paparan publik yang digelar Rabu (29/6).

Baca Juga: Genjot Pembangkit EBT, Pendapatan Kencana Energi Lestari (KEEN) Menanjak 44% di 2021

Tiga pembangkit EBT baru yang akan dibangun direncanakan tersebar di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Secara terperinci, proyek-proyek tersebut terdiri atas pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Pakkat 2 berkapasitas 35 MW di Sumatera Utara, PLTA Kalaena 75 MW, dan PLTA Salu Uro 90 MW di Sulawesi Selatan.

Dus, jika diakumulasi dengan kapasitas eksisting KEEN pada proyek berjalan maupun pembangkit eksisting, KEEN akan memiliki total kapasitas sebesar 264 MW jika ketiga proyek anyar jadi dibangun dan beroperasi. 

Saat tulisan ini dibuat, KEEN telah mengembangkan 5 pembangkit eksisting dengan total kapasitas 64 MW. Sebanyak empat di antaranya, yakni PLTA Pakkat 1 (18 MW), PLTA Air Putih (21 MW), PLTM Madong (10 MW), dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Tempilang 2 (5 MW) sudah beroperasi komersial. 

Satu proyek pembangkit eksisting sisanya, yakni PLTM Ordi  Hulu, masih dalam proses konstruksi. Pembangunan PLTM berkapasitas 10 MW itu sudah dimulai pada kuartal II 2022 ini. Harapan KEEN, PLTM Ordi Hulu di tahun 2023 atau awal tahun 2024.

Agenda pembangunan 3 pembangkit EBT dengan total kapasitas 200 MW merupakan bagian dari ambisi KEEN untuk mengembangkan ragam pembangkit EBT baru dengan total kapasitas 500 MW, di luar portofolio eksisting

Dengan asumsi proyek berjalan lancar, KEEN memproyeksi bisa meningkatkan pendapatan secara bertahap sampai tahun 202 nanti. Bila pendapatan di tahun 2022 diproyeksikan mencapai US$ 41,4 juta di tahun 2022, maka KEEN memproyeksi bisa membukukan pendapatan sebesar US$ 145,8 juta di tahun 2023, US$ 266,9 juta di tahun 2024, dan US$ 412,9 juta di tahun 2025.

 
KEEN Chart by TradingView

Seturut proyeksi kenaikan pendapatan, KEEN juga memproyeksikan kenaikan net income secara bertahap sampai tahun 2025 mendatang. Perincian proyeksi kenaikannya yakni tumbuh menjadi US$ 14 juta di tahun 2022, US$ 62,6 juta di tahun 2023, US$ 113,9 juta di tahun 2024, dan US$ 175,1 juta di tahun 2025.

Sebagai pembanding, mengutip laporan keuangan tahunan perusahaan, pendapatan KEEN di tahun 2020 tercatat sebesar US$ 36,54 juta, sementara laba tahun berjalannya tercatat sebesar US$ 7,99 juta.

“Namun perlu dicatat bahwa proyeksi tersebut (proyeksi kenaikan pendapatan dan net income) realisasinya sangat tergantung pada terjadinya PPA (Power Purchase Agreement) dengan PLN sebagai off taker. Tentunya ini masih suatu tantangan bagi kita,” tegas Giat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .