KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kencana Energi Lestari Tbk (
KEEN) membidik pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 500 MW. Direktur Utama Kencana Energy, Wilson Maknawi mengungkapkan, dari sisi kebutuhan energi, pengembangan dan inovasi alternatif sumber EBT terus didengungkan, mengingat Indonesia memiliki banyak sekali potensi EBT yang belum dimanfaatkan dengan maksimal. Menurutnya, sejalan dengan target bauran EBT pada tahun 2025 yang sebesar 23%, KEEN juga perlu mengembangkan usaha karena saat ini bauran EBT yang dimanfaatkan baru sekitar 14%.
"Di dalam pipeline, kami menargetkan dapat mengembangkan aset EBT hingga 500 MW," kata Wilson dalam Public Expose, Jumat (16/6).
Baca Juga: Kencana Energi (KEEN) Fokuskan Belanja modal untuk Proyek PLTM Ordi Hulu Wilson menjelaskan, sejumlah proyek yang masuk dalam pipeline antara lain di sektor energi hydro ialah PLTA Sumatera Utara berkapasitas 35 MW, PLTA Sulawesi 1 berkapasitas 75 MW, PLTA Sulawesi 2 berkapasitas 90 MW, dan PLTA Gorontalo berkapasitas 22 MW. Di sektor energi angin, KEEN menargetkan pembangunan 2 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sulawesi Selatan dengan kapasitas masing-masing 62,5 MW dan 100 MW. KEEN juga berencana mengembangkan Solar PV 60 MW dan pembangkit listrik Hybrid 5 MW. Selain PLTA, KEEN masuk ke sektor mini hydro, dan akan mengoperasikan PLTM Sumatera 2 4 MW, PLTM Sulawesi 3 6 MW, PLTM Sulawesi 4 10 MW, dan PLTM Nasal 10 MW. Perusaahan pun menargetkan bisnis kelistrikan dari Biomassa 10 MW dan Biogas 10 MW. “KEEN sangat optimis akan mendapatkan proyek baru dan kelangsungan usaha KEEN sangat terjaga. Apalagi potensi pengembangan EBT di Indonesia mencapai sekitar 3.700 GWh namun baru dimanfaatkan sekitar 0,3%-nya," terang Wilson. Adapaun, KEEN resmi menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Jumat (16/6) dengan sejumlah agenda di antaranya pengesahan Laporan Tahunan 2022, penggunaan laba Tahun Buku 2022, termasuk pembagian dividen. Wilson mengatakan hasil RUPST tersebut yakni menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan 2022, menyetujui dan menetapkan penggunaan laba Tahun Buku 2022, termasuk pembagian dividen. RUPST KEEN Tahun Buku 2022 pada 16 Juni 2023 menyetujui pembagian dividen final sebesar US$ 1,6 juta atau setara dengan rasio pembagian dividen 11,05% dari laba bersih 2022 sebesar US$ 14,48 juta, sehingga dividen per saham yakni Rp 6,50 / saham.
Baca Juga: Genjot Pembangkit EBT, KEEN Siap Mengoperasikan PLTS Tempilang di Kuartal I-2023 Sementara itu, sisa laba bersih sebesar US$ 671,3 ribu akan diperuntukkan sebagai dana cadangan dan US$ 12,2 juta akan digunakan untuk operasional perusahaan. KEEN terbilang rutin membagikan dividen. RUPST KEEN Tahun Buku 2021 pada 29 Juni 2022 menyetujui pembagian dividen final sebesar US$ 1,35 juta atau setara dengan rasio pembagian dividen 16,8% dari laba bersih 2021 sebesar US$ 7,99 juta, sehingga dividen per saham yakni Rp 5,46/saham. Sementara itu, sisa laba bersih sebesar US$ 6,64 juta akan digunakan untuk operasional perusahaan. RUPST KEEN Tahun Buku 2020 pada 31 Agustus 2021 sebelumnya juga menyetujui pembagian dividen 11,57% dari laba bersih 2020, atau senilai US$ 1 juta, dengan dividen di angka Rp 3,88/saham. Wilson Maknawi menyampaikan dari sisi kinerja, sepanjang kuartal I-2023, perseroan meraih laba bersih US$ 5,67 juta atau setara dengan Rp 85,44 miliar (asumsi kurs per Maret 2023 Rp 15.062,00/US$). Raihan ini melonjak 7,66% dari kuartal I-2022 senilai US$ 5,27 juta. Kenaikan laba bersih ini seiring dengan kenaikan pendapatan KEEN sebesar 36,28% menjadi US$ 13,17 juta atau setara Rp198,33 miliar pada kuartal I-2023, dari kuartal I-2022 sebesar US$ 9,66 juta. Tahun lalu, KEEN mencetak pendapatan US$ 41,83 juta atau setara Rp 658,07 miliar (asumsi kurs Rp15.731 per Desember 2022), naik 14,45% dari 2021 sebesar US$ 36,55 juta. Adapun, 48,58% pendapatan disumbang oleh pendapatan proyek konsesi, 35,29% dari bunga konsesi, dan 16,13% dari penjualan listrik EBT. Pada tahun 2022 KEEN membukukan laba bersih US$ 14,48 juta atau setara Rp 227,81 miliar, melonjak 81,03% dari laba 2021 senilai US$ 7,99 juta.
Dari sisi proyek, pada 2022 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pakkat berkontribusi terhadap pendapatan US$ 6,78 juta, PLTA Air Putih US$ 10,28 juta, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Ma'dong US$ 5,03 juta, dan PLTM Ordi Hulu US$ 19,74 juta. PLTM Ordi Hulu menjadi sumber pendapatan baru tahun lalu seiring dengan mulai konstruksinya pada Maret 2022 Asal tahu saja, portofolio KEEN saat ini ialah PLTA Pakkat berkapasitas 18 MW, PLTA Air Putih 21 MW, PLTM Ma'dong 10 MW, PLTM Ordi Hulu 10 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Tempilang 2 sebesar 5 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tempilang 1,36 MWp. Wilson Maknawi menyampaikan di tengah optimisme pemulihan ekonomi di tahun 2023, kondisi perekonomian global dan pandemi COVID-19 diperkirakan masih berpotensi menimbulkan ketidakpastian. Namun demikian, pihaknya yakin bahwa perlahan, kondisi ini akan mengalami perbaikan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .