Kendalikan kenaikan harga, AS dan Jepang lepas cadangan minyaknya



KONTAN.CO.ID - TOKYO.  Jepang dan Amerika Serikat (AS) membuat pengumuman bersama bahwa keduanya akan bekerjasama melepas cadangan minyak mereka guna mengendalikan kenaikan harga.

Surat Kabar Yomiuri seperti dikutip Bloomberg, Senin (22/11)  melaporkan bahwa kedua  negara itu akan melakukan pelepasan cadangan minyaknya secepatnya dalam minggu ini.

Keputusan itu dilakukan setelah produsen minyak yang tergabung dalam OPEC menolak seruan memproduksi lebih banyak minyak.


Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan bahwa pemerintahannya sedang meninjau langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah krisis energi dengan berkoordinasi dengan negara lain.

Baca Juga: Pengelolaan sumur minyak tua butuh payung aturan yang kuat

Setelah kartel produsen minyak OPEC+ menolak seruan untuk memproduksi lebih banyak minyak, Presiden AS Joe Biden telah berupaya membangun dukungan internasional untuk menggunakan stok negara-negara konsumen guna menurunkan harga yang telah mencapai level tertinggi tujuh tahun menjadi US$ 85 per barel pada akhir Oktober 2021.

Sementara Undang-Undang Penimbunan Minyak Jepang tidak mengizinkan penjualan cadangan karena harga yang tinggi. Sementara pemerintah maupun sektor swasta di negara ini saat ini memiliki cadangan lebih dari jumlah minimum yang disyaratkan oleh undang-undang.

Yomiuri mengatakan, pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk melepaskan sebagian dari kelebihan cadangan ini, yang diyakini dapat dijual tanpa melanggar batasan undang-undang.

Pekan lalu, China mengatakan sedang mengerjakan pelepasan dari cadangan strategisnya setelah Presiden Xi Jinping membahas energi selama pertemuan puncak virtual dengan Biden. Ini akan menjadi pelepasan kedua tahun ini.

Dengan bergabungnya Jepang, tiga dari empat konsumen minyak terbesar dunia kini telah mempertimbangkan langkah tersebut, sebuah kemenangan diplomatik yang signifikan bagi AS dan tantangan terhadap cengkeraman Arab Saudi, Rusia, dan produsen OPEC+ lainnya di pasar.

Baca Juga: Harga minyak merosot ke posisi terendah dalam tujuh minggu di pagi ini (22/11)

Koalisi yang muncul dari produsen minyak yang mempertimbangkan tindakan akan berperan dalam pertimbangan para menteri OPEC+, yang mengadakan pertemuan berikutnya pada awal Desember.

Pemerintahan Biden mengatakan sedang mempertimbangkan pelepasan minyak dari cadangan minyak strategis AS sebagai bagian dari serangkaian langkah untuk menurunkan harga bensin yang melonjak, yang telah membebani peringkat persetujuan presiden.

Namun, harga minyak telah jatuh dalam beberapa hari terakhir, jatuh hampir US$3 per barel di New York pada hari Jumat, sebagian karena ancaman pelepasan persediaan telah membuat investor bingung, tetapi juga karena kemungkinan dampak pada permintaan dari infeksi virus corona yang bangkit kembali.

Editor: Yudho Winarto