Kendaraan LCGC akan dikenakan pajak, APM genjot segmen low-MPV



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mobil Low Cost Green Car (LCGC) merupakan segmen penjualan yang gurih bagi industri otomotif. Setidaknya setiap tahun 20% porsi penjualan mobil dikuasai segmen tersebut.

Sementara itu mobil LCGC diwacanakan bakal dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 3%, padahal sebelumnya kendaraan dengan harga terjangkau itu mendapatkan keistimewaaan PPnBM 0%. 

Tak ayal harga mobil ini diprediksi bakal naik dan bersaing dengan Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) yang harganya selama ini di atas LCGC.


Mengenai hal tersebut, Agen Pemegang Merek (APM) Wuling menilai setiap penambahan pajak pasti berdampak bagi harga jual produknya. Wuling sebelumnya dikabarkan tak menampik kemungkinan akan mendatangkan LCGC, mengingat belum ada line up produk tersebut di Indonesia.

Baca Juga: Pajak LCGC naik, ini harapan Daihatsu

Dian Asmahani, Brand Manager Wuling menegaskan bahwa perusahaannya memang belum ada rencana mendatangkan model LCGC itu.

"Kami masih fokus ke model-model kami saat ini LMPV, MPV dan SUV," terang Dian kepada Kontan.co.id, Kamis (19/9). 

Wuling Confero dan Wuling Cortez memang menjadi andalan APM ini, lagipula kata Dian setiap mendatangkan produk baru perusahaan selalu melakukan riset pasar terlebih dahulu.

Seandainya ada peningkatan harga di LCGC, maka diperkirakan peluang head to head harga antara segmen tersebut dengan mobil yang lebih murah semakin besar. Harga Wuling Confero sebagai pemain segmen LMPV mulai dibanderol dengan harga Rp 137 juta per unit.

Mengenai kesempatan Wuling berkompetisi dengan LCGC , Dian enggan menanggapi yang muluk-muluk. "Sebenarnya mau dikatakan naik atau tidak, dari kami tetap mencoba memberikan yang terbaik untuk customer saja," sebutnya.

Sementara itu, total penjualan Wuling Januari-Agustus 2019 mencapai 11.808 unit. Wuling Almaz menjadi motor penjualan dengan total angka 5.409 unit (46%), disusul Wuling Confero 4.394 unit (37%), Wuling Cortez 1.869 unit (16%), dan Wuling Formo 136 unit (1%). 

Sedangkan menurut Davy J Tuilan, COO PT Maxindo Renault Indonesia pengenaan pajak tersebut dinilai tidak terlalu berpengaruh besar bagi pasar mobil domestik. Sebab ia menilai kebutuhan kendaraan pribadi saat ini tak bisa dibendung.

Soal pasar mobil terjangkau, dengan fasilitas kredit harusnya tak jadi soalan yang besar. "Kalau menurut saya arti kata terjangkau itu relatif. Dengan fasilitas kredit segala sesuatu bisa jadi terjangkau," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/9).

Baca Juga: Penjualan mobil diprediksi turun, ini strategi Astra International (ASII)

Renault memang tidak menelurkan LCGC, namun merek mobil asal Eropa ini tengah berusaha masuk ke segmen mobil terjangkau dengan mobil Renault Triber nya bermesin 1.000 cc. Davy belum mengumumkan harganya saat ini, karena memang masih bernegosiasi dengan Renault Global.

Namun di India mobil segmen LMPV tersebut telah dibanderol kisaran harga Rp 90 jutaan, dan manajemen Renault di Indonesia optimistis harga mobil ini di domestik dapat di bawah Rp 200 juta per unitnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi