Kendati sekarat, ekonomi Amerika Serikat tetap teratas



Kondisi perekonomian Amerika Serikat sedang sekarat. Tingkat penganggurannya tinggi mencapai 9,1%.Pasar propertinya juga sedang lesu setelah terhantam krisis finansial 2008 lalu. Pertumbuhan ekonominya pun diperkirakan hanya tumbuh sebesar 2% tahun ini.Begitu pun dengan iklim politiknya. Banyak warga masyarakat Amerika Serikat kini tak lagi percaya dengan politisi yang sibuk mengamankan kekuasaan pada tahun depan.Kendati perekonomian dan iklim politiknya suram, Amerika Serikat tetap menjadi tujuan bagi investor dan pengusaha. Mengapa?US Trust, divisi wealth management Bank of America menyatakan setidaknya ada lima alasan mengapa Negeri Uwak Sam tetap menjadi pilihan bagi investor.

Perekonomian terbesar dan sangat produktif di duniaKendati tingkat pengangguran tinggi, warga Amerika Serikat lebih kaya ketimbang China sebagai negara ekonomi terbesar kedua di dunia.Bank Dunia mencatat, pendapatan per kapita Amerika Serikat mencapai US$ 47.184 pada 2010 lalu. Angka ini jauh lebih besar daripada pendapatan per kapita China yang hanya sebesar US$ 4.393. Perekonomian di Amerika Serikat juga lebih produktif dibandingkan tiga negara terbesar lainnya seperti Jepang, China dan Jerman. Nilai produksinya mencapai US$ 14,6 trilion. Selain itu, berdasarkan badan statistik Amerika Serikat, buruh Amerika Serikat lebih produksi 25% setiap jam ketimbang Norwegia.Investasi tertinggi di duniaChina dan Jerman bisa saja mengekspor barang dan jasa lebih banyak di dunia tetapi Amerika tetap sebagai hot spot bagi investor. Pada 2009 lalu, investor asing yang membenamkan duitnya di negeri Obama ini mencapai US$ 3,1 triliun. Angka ini tiga kali lipat dari nilai investasi asing di Prancis dan Inggris. Bahkan, jumlah ini enam kali lebih besar dari investasi asing di China.Memang, China kini sedang berlari kencang mengejar Amerika Serikat sebagai tujuan investasi. Pada 2009 lalu, China telah mengalahkan Amerika Serikat sebagai pasar otomotif terbesar di dunia. Hal ini mendorong perusahaan otomotif mendirikan pabrik di negeri Raksasa Asia tersebut. Namun, berdasarkan indeks OECD, iklim investasi di Amerika Serikat lebih terbuka dan bersahabat bagi investor ketimbang negara-negara emerging market seperti India, Rusia, China dan Mexico.Merek-merek terkenal di duniaBanyak barang-barang dengan merek terkenal yang berasal dari Amerika Serikat. Berdasarkan BrandZ, lembaga penilai merek, pada 2011 hampir sebagian besar dari 100 merek top di dunia berasal dari Amerika Serikat.Di jajaran 10 besar, ada sembilan yang berasal dari Amerika Serikat. Contohnya, Apple, Google, IBM dan McDonald's."Tidak seperti di Amerika Utara dan di belahan dunia lainnya, restoran McDonald's di Eropa dianggap sebagai simbol kosmopolitan dan gaya hidup urban bagi kaum muda ketimbang sebagai tempat makan bagi warga berpenghasilan rendah," tulis ekonom Universitas Waikato, Selandia Baru.Universitas terbaik di duniaSekolah umum di Amerika Serikat mungkin sedang lesu tetapi banyak universitas ternama di sana. Keberadaan siswa asing di Amerika Serikat menjadi penggerak ekonomi.Saat ini, pemerintahan Barack Obama berusaha menarik siswa asing belajar di negerinya. Berdasarkan laporan Institute of International Education, siswa yang berasal dari China telah mendorong jumlah sarjana asing di Amerika Serikat. Jumlahnya mencapai 690.923. Selain China, ada yang berasal dari India, Korea Selatan, Kanada dan Taiwan.Jadi, bila China dan Jerman melampaui ekspotir terbesar di dunia maka Amerika Serikat jelas sebagai pengekspor terbesar di bidang pendidikan. Mata uang cadangan devisa terbesar di duniaNilai tukar dollar Amerika Serikat mungkin saja terpuruk. Tetapi, banyak negara yang menggunakan dollar sebagai cadangan devisanya.IMF menghitung sebanyak 61% bank sentral di seluruh dunia pada kuartal pertama 2011 menggunakan cadangan devisa dengan mata uang dollar Amerika Serikat. Di posisi kedua, adalah euro sebesar 27,8%.Padahal, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mendesak bank sentral di dunia untuk mendiversifikasi mata uang cadangan devisanya. Namun, dollar Amerika Serikat tetap menjadi pilihan.


Editor: Edy Can