KONTAN.CO.ID - Penularan Covid-19 yang belum kunjung reda, turut disumbang oleh klaster perkantoran. Beberapa waktu lalu, penularan melalui klaster perkantoran memang cukup masif. Tak dipungkiri, kondisi ini secara tak langsung ikut meningkatkan jumlah penularan di klaster keluarga. Padahal, vaksinasi juga sudah dilakukukan oleh beberapa perusahaan. Pada kenyataannya, setelah vaksin ada juga karyawan yang terlihat kendor dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Menurut Jarot Supono, seorang karyawan swasta yang sudah menerima vaksin, melonjaknya klaster perkantoran banyak disebabkan oleh faktor kelalaian mereka ketika berada di luar kantor. “Ketika berada di kantor karyawan tetap menerapkan protokol kesehatan, karena saat ini di kantor ada pengawasan dari manajemen dan ada himbauan untuk tetap protokol kesehatan,” terang Jarot. Nah, penularan kemudian bisa saja terjadi saat karyawan bertemu dengan orang asing atau pihak ketiga. Terutama pada perusahaan-perusahan yang mempunyai layanan untuk bertatap muka langsung dengan konsumn. “Dari sini, karyawan lantas memiliki riwayat kontak dengan orang lain, apalagi jika mobilitasnya juga masih tinggi,” kata Jarot.
Kendati sudah vaksin, ya jangan abai prokes!
KONTAN.CO.ID - Penularan Covid-19 yang belum kunjung reda, turut disumbang oleh klaster perkantoran. Beberapa waktu lalu, penularan melalui klaster perkantoran memang cukup masif. Tak dipungkiri, kondisi ini secara tak langsung ikut meningkatkan jumlah penularan di klaster keluarga. Padahal, vaksinasi juga sudah dilakukukan oleh beberapa perusahaan. Pada kenyataannya, setelah vaksin ada juga karyawan yang terlihat kendor dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Menurut Jarot Supono, seorang karyawan swasta yang sudah menerima vaksin, melonjaknya klaster perkantoran banyak disebabkan oleh faktor kelalaian mereka ketika berada di luar kantor. “Ketika berada di kantor karyawan tetap menerapkan protokol kesehatan, karena saat ini di kantor ada pengawasan dari manajemen dan ada himbauan untuk tetap protokol kesehatan,” terang Jarot. Nah, penularan kemudian bisa saja terjadi saat karyawan bertemu dengan orang asing atau pihak ketiga. Terutama pada perusahaan-perusahan yang mempunyai layanan untuk bertatap muka langsung dengan konsumn. “Dari sini, karyawan lantas memiliki riwayat kontak dengan orang lain, apalagi jika mobilitasnya juga masih tinggi,” kata Jarot.