Kenyal laba bisnis camilan cireng isi



JAKARTA. Aci goreng atau yang lebih dikenal dengan cireng populer sebagi makanan khas dari Jawa Barat. Camilan ini terbuat dari tepung tapioka atau sagu yang digoreng. Sekarang, peminat cireng tidak terbatas di tanah Sunda saja, tapi sudah menjadi makanan favorit di berbagai wilayah tanah air.Tengok saja, Ade Gumawan yang merintis usaha pembuatan cireng di Surabaya, Jawa Timur sejak tahun lalu. Usaha yang dinamai Cireng Isi Putra Karang ini menawarkan cireng dengan delapan varian isi, seperti  kornet, daging ayam, daging sapi, abon sapi, sosis, dan keju. Satu buah cireng dijual  berkisar Rp 1.000  Rp 2.000.Kini, Ade sudah memiliki lima gerai Cireng Isi Putra Karang yang tersebar di Surabaya. Supaya lebih cepat berkembang, ia membuka tawaran kemitraan sejak September tahun ini. "Sekarang belum punya mitra, tapi sudah ada tiga calon yang sedang menjajaki kemungkinan kerjasama," ujarnya.Ade mengemas dua paket kerjasama. Pertama, paket senilai Rp 3 juta. Mitra akan mendapatkan gerobak, peralatan masak, dan bahan baku awal.Adapun, paket kedua dengan investasi senilai Rp 5 juta. Perbedaannya terletak pada gerobak yang didapatkan mitra. Model gerobak untuk paket kedua dibuat  untuk mobile. Makanya, calon mitra wajib menyediakan sepeda motor untuk membawa keliling gerobak dagangan.Perbedaan lain pada paket kedua, karyawan tidak digaji bulanan, melainkan berdasarkan hasil penjualan atau mendapat komisi 30% dari setiap cireng yang terjual. Menurut Ade, rata-rata pengeluaran untuk komisi pekerja sekitar Rp 90.000 dalam sehari.Mengacu setiap gerai yang sudah beroperasi, Ade bilang, bisa menjual sekitar 250 - 300 cireng per hari. Artinya, setiap hari, mitra bisa mengantongi omzet berkisar Rp 250.000 - Rp 300.000. Dengan estimasi laba bersih sebesar 40%, mitra bisa balik modal dalam dua bulan hingga empat bulan. Ade menjual bahan baku cireng isi yang siap goreng kepada mitra seharga Rp 550 per buah. "Saya tidak ambil banyak untung, jadi omzet mitra bisa semakin banyak," klaimnya.Ia juga memastikan, cireng isi buatannya tidak menggunakan pengawet sehingga sangat sehat. Selain itu, ia juga tidak memasukkan campuran pada setiap isi cireng. "Kalau rasa kornet ya murni kornet, tidak dicampur. Dan, bagian isinya kalau saya bandingkan dengan merek lain, lebih banyak. Jadi, konsumen bisa lebih puas," kata Ade.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini