JAKARTA. Posisi rupiah siang ini (4/6) semakin tertekan. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 12.05 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot keok hingga 0,8% menjadi 11.881 per dollar AS. Ini merupakan pelemahan terbesar sejak 23 April lalu. Pelemahan mata uang Garuda dipicu oleh kecemasan pelaku pasar bahwa defisit neraca perdagangan yang kian membengkak akan mendorong keluarnya dana asing dari pasar finansial Indonesia. Seperti yang diketahui, pada pekan ini, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat ekspor pada bulan April sebesar US$ 14,29 miliar atau turun 5,29% dibanding bulan sebelumnya. Untuk impor sendiri pada bulan April tercatat sebesar US$ 16,26 miliar atau naik 11,93% dibanding Maret 2014. Alhasil terjadi defisit neraca dagang sebesar US$ 1,96 miliar. "Dengan mulai naiknya tingkat yield surat utang AS, ada kecemasan terhadap negara-negara dengan defisit tinggi akan kembali muncul. Indonesia secara mengejutkan mengalami defisit yang besar. Kondisi itu mendorong investor yang masuk ke rupuah keluar dari posisi mereka," papar Khoon Goh, senior foreign exchange strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd kepada Bloomberg. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Keok 0,8%, rupiah kini berada di level 11.881!
JAKARTA. Posisi rupiah siang ini (4/6) semakin tertekan. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 12.05 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot keok hingga 0,8% menjadi 11.881 per dollar AS. Ini merupakan pelemahan terbesar sejak 23 April lalu. Pelemahan mata uang Garuda dipicu oleh kecemasan pelaku pasar bahwa defisit neraca perdagangan yang kian membengkak akan mendorong keluarnya dana asing dari pasar finansial Indonesia. Seperti yang diketahui, pada pekan ini, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat ekspor pada bulan April sebesar US$ 14,29 miliar atau turun 5,29% dibanding bulan sebelumnya. Untuk impor sendiri pada bulan April tercatat sebesar US$ 16,26 miliar atau naik 11,93% dibanding Maret 2014. Alhasil terjadi defisit neraca dagang sebesar US$ 1,96 miliar. "Dengan mulai naiknya tingkat yield surat utang AS, ada kecemasan terhadap negara-negara dengan defisit tinggi akan kembali muncul. Indonesia secara mengejutkan mengalami defisit yang besar. Kondisi itu mendorong investor yang masuk ke rupuah keluar dari posisi mereka," papar Khoon Goh, senior foreign exchange strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd kepada Bloomberg. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News