Kepala Balitbangda Papua Barat: Keanekaragaman hayati di Papua mengkhawatirkan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Balitbangda Provinsi Papua Barat Charlie D. Heatubun mengatakan, kondisi keanekaragaman hayati di Papua saat ini sangat mengkhawatirkan. Perubahan iklim, pembangunan dan pertambahan jumlah penduduk berandil merusak keanekaragaman hayati di Papua.

Charlie bilang, sudah bukan lagi rahasia umum bahwa keanekaragaman hayati di Papua sedang menghadapi tekanan akibat desakan pembangunan, pertambahan penduduk dan juga krisis iklim yang sedang berlangsung.

“Contoh saja bisa kita katakana bahwa jumlah spesies tumbuhan berpembuluh di Papua dalam publikasi terakhir ada sebanyak 13.634 spesies tumbuhan. Namun datanya sebagian besar didapatkan dari penelitian  negara lain, yaitu Papua Nugini,” kata Charlie dalam diskusi Restorasi Ekosistem untuk Keberlanjutan Keanekaragaman Hayati  dalam Kompas Talks, Selasa (6/7).


Baca Juga: KLHK sebut indeks kualitas lingkungan hidup Indonesia tahun 2020 meningkat

Charlie menambahkan, masih banyak keanekaragaman hayati di Indonesia yang sebenarnya belum dijelajahi dan dikoreksi untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Akibatnya Indonesia akan mengalami kerugian yang sangat besar karena bisa saja keanekaragaman hayati ini kehilangan di habitat aslinya sendiri.

Menurutnya, hampir sebagian besar pengetahuan ilmiah tentang keanekaragaman hayari dari Pulau Papua atau Pulau Nugini merupakan hasil dari penelitian di Papua Nugini, sementara di Indonesia sendiri tidak ada.

“Di Provinsi Papua dan Papua Barat masih banyak daerah yang kosong dan masih misteri sehingga perlu dijelajahi apa sebenarnya yang ada disana,” kata Charlie.

Selanjutnya: Komitmen swasta dalam restorasi gambut dinilai masih rendah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat