Kepala BKF Sebut Kenaikan Inflasi Tunjukkan Peningkatan Aktivitas Konsumsi



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Laju inflasi pada bulan Januari 2022 nampak meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada awal tahun ini sebesar 2,18% year on year (yoy) atau lebih tinggi dari posisi 1,87% yoy pada Desember 2021. 

Tak hanya meningkat dari bulan Desember 2021, tetapi tingkat inflasi ini kemudian kembali ke kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3% plus minus 1%. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio N. Kacaribu mengatakan, peningkatan inflasi pada awal tahun ini rupanya menjadi kabar baik bagi kondisi perekonomian.  “Ini seiring dengan menguatnya aktivitas konsumsi masyarakat,” ujar Febrio dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Rabu (2/2). 


Ini juga sebenarnya terlihat dari tingkat inflasi inti yang melanjutkan tren peningkatan. Pada Januari 2022, inflasi inti tercatat 1,84% yoy atau naik dari Desember 2021 yang sebesar 1,56% yoy. 

Baca Juga: Sri Mulyani Optimistis Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal IV 2021 Cukup Kuat

Febrio bilang, perbaikan permintaan masyarakat ini seiring naiknya mobilitas masyarakat. Namun, dari komponen ini juga tergambar adanya risiko tekanan inflasi impor (imported inflation) sebagai dampak masih tingginya harga komoditas. 

Namun, selain peningkatan konsumsi masyarakat, Febrio juga melihat peningkatan inflasi dipicu oleh peningkatan beberapa harga pangan gara-gara faktor cuaca basah.  Ini terlihat dari inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) yang naik mencapai 3,35% yoy, dari akhir Desember 2021 yang sebesar 3,20% yoy. 

Kenaikan harga minyak goreng juga menyumbang inflasi pada bulan lalu. Namun, pemerintah berhasil mengendalikannya dengan intervensi lewat kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligatioin (DPO). 

Baca Juga: Pemerintah Optimistis Inflasi Bisa Terjaga di 3% Tahun Ini

Ke depan, Febrio berjanji pemerintah akan terus berkomitmen untuk menjaga momentum pemulihan konsumsi masyarakat dengan menjaga tingkat inflasi. 

Pemerintah juga memberi bantuan untuk menjaga daya beli kelompok miskin dan rentan dengan mengalokasikan anggaran perlindungan sosial di tahun 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli