KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyambut wacana pemerintah memindahkan ibukota ke luar Pulau Jawa. Pindahnya pusat pemerintahan ke luar Jawa dinilai berpotensi mendorong pertumbuhan dan pemerataan realisasi investasi ke depan. Kepala BKPM Thomas Lembong menilai, pemindahan ibukota ke luar Jawa berpotensi menjadi stimulan investasi dengan skala yang besar. "Wacananya saja biaya investasi pemindahan ibukota sekitar US$ 33 miliar atau lebih dari Rp 400 triliun. Itu tentu jumlah investasi yang sangat besar dan dari sisi upaya menggenjot investasi saya sangat sambut positif," ujar Lembong, Selasa (30/4). Adapun, BKPM mencatat sepanjang kuartal I-2019, realisasi investasi di Pulau Jawa masih mendominasi, yaitu sebesar Rp 109,3 triliun. Sementara, realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp 85,8 triliun.
Lembong mengatakan, pertumbuhan realisasi investasi di luar Jawa periode Januari-Maret 2019 tumbuh 16,7% yoy, dari periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 73,5 triliun. "Hal yang menggembirakan terjadi tren peningkatan investasi di luar Jawa. Capaian ini disumbang oleh investasi di Indonesia bagian timur," kata Kepala BKPM Thomas Lembong dalam konferensi pers. Peningkatan realisasi investasi di Indonesia bagian timur, lanjutnya, terjadi khususnya di sektor pengolahan hasil tambang yang notabene penting dalam upaya peningkatan ekspor. Sektor pariwisata di Indonesia bagian timur, menurut Lembong, juga dapat terus dikembangkan, terutama pariwisata bahari dan wisata minat khusus yang dapat mendiversifikasi destinasi di Indonesia.