KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kompas Gramedia menerbitkan buku berjudul 'Energi untuk Kemandirian' dan 'Talang Emas Hilir Migas'. Launching kedua buku M. Fanshurullah Asa, Kepala BPH Migas sekaligus Ketua Komite BPH Migas periode 2017-2021 yang akan segera mengakhiri masa jabatannya tersebut dilaksanakan pada hari Jumat (30/7) secara hybrid, offline dan online. Dalam sambutannya M. Fanshurullah Asa menuturkan, pembuatan buku ini merupakan tradisi yang dikembangkan oleh Komite BPH Migas periode 2017-2021 untuk menerbitkan satu buku per tahun. Selanjutnya, buku ini akan menjadi satu tradisi baru. “Selama saya menjadi Kepala BPH Migas, 4 tahun lebih, satu tahun satu buku. Buku itu bekerja untuk keabadian, semua yang kita raih atau capai dengan team work tentunya akan hilang musnah dalam sejarah pada saat tidak mampu kita tuangkan dalam satu buku,” kata pria yang akrab dengan sapaan Ifan tersebut sebagaimana dikutip dari siaran pers.
Acara peluncuran kedua buku dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, di antaranya yaitu Akbar Tandjung yang pernah menjabat sebagai Ketua DPR RI Periode 1999-2004, Ketua BPK RI, Agung Firman Sampurna, pendiri INDEF sekaligus guru besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Prof. Didin S. Damanhuri, Anggota Komisi VII DPR RI, Ridwan Hisjam dan Andi Yuliani Paris. Selain itu, terdapat pula Ketua Komite III DPD RI, Sylviana Murni, para direksi badan usaha di bidang hilir migas dan stakeholders BPH Migas, para anggota komite BPH Migas periode 2017-2021 dan periode sebelumnya. Hadir juga secara virtual Menteri ESDM periode 2016-2019 Ignasius Jonan, Kepala BPH Migas 2 periode (2003-2011),. Tubagus Haryono, para rektor universitas yang telah bekerjasama dengan BPH Migas, mahasiswa, para wartawan media cetak maupun elektronik. Secara rinci, isi buku yang berjudul 'Energi untuk Kemandirian' berisi refleksi 10 tahun Ifan berkiprah sebagai Komite BPH Migas, juga sebagai Kepala BPH Migas dengan pengalaman hampir 30 tahun di sektor migas. Sementara buku berjudul 'Talang Emas Hilir Migas' berisi testimoni para tokoh nasional terhadap sosok Ifan. Buku Energi Untuk Kemandirian adalah buku yang mencerminkan atau menjelaskan apa yang telah dicapai tidak hanya oleh BPH Migas, tetapi juga bersama sektor lainnya baik itu Pemerintahan (Kementerian ESDM, Kementerian BUMN) dan juga badan usaha (Pertamina), badan usaha swasta yang jumlah mencapai ratusan perusahaan serta masyarakat melalui kolaborasi. Menurut Ifan, pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin menjalankan tusi yang dimiliki sebagai Komite BPH Migas dengan integritas dan profesionalisme. Meski begitu, Ifan mengakui bahwa masih terdapat banyak catatan, ide, dan visi terkait yang perlu disampaikan untuk kepentingan sektor hilir migas di masa depan. Oleh sebab itu, melalui kedua buku tersebut diharapkan dapat mendorong pengembangan sektor hilir migas menjadi lebih baik melalui bahasa penyajian tulisan yang lugas dan efektif, nyaman dibaca, dan mudah dipahami. "Maka ini kami tuangkan di dalam buku, menjelaskan apa saja yang mesti dibangun terkait hilir migas sehingga sektor energi bisa dikawal dengan baik dalam hilirisasi migas," tutur Ifan. Hadir sebagai keynote speaker dalam launching buku, Akbar Tandjung mengatakan, Indonesia pernah menjadi penghasil minyak bahkan menjadi anggota OPEC, namun harus diakui saat ini tidak lagi. Produksi juga sudah jauh menurun. Di sisi lain, pandemi Covid-19 juga semakin menjadikan perekonomian kita sulit, sehingga perlu dipikirkan strategi yang tepat mengatasi kondisi kedepannya. "Tapi saya bangga dengan adinda Ifan, pertama dia aktivis organisasi yang saya pernah memimpinnya, Himpunan Mahasiswa Islam, yang kedua saya bangga karena adinda Ifan juga alumni S-2 dan S-3 Fakultas Teknik UI, fakultas saya. Tentu saja dengan pengalaman organisasi yang cukup waktu muda dan pengetahuan bidang energi membuatnya mampu bekerja dengan baik, saya berharap kedepannya juga mendapatkan peran-peran penting," ujar Akbar Tandjung. Akbar berharap, BPH Migas ke depannya akan semakin berperan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
Sementara itu, Kepala BPK RI, Agung Firman berujar dalam sambutannya mengatakan, BPH Migas memiliki peran strategis dan sangat vital dalam ketahanan energi yang mencakup ketersediaan (availability), kemampuan untuk membeli, daya beli terkait kemampuan pendapatan nasional perkapita (affordability), akses bagi pengguna untuk menggerakkan roda perekonomian (accessibility), dan kesinambungan jangka panjang (sustainability). Agung sendiri mengapresiasi sepak terjang Ifan di BPH Migas. “Saya sampaikan apresiasi BPH Migas bisa buktikan sejauh ini banyak terobosan inovasi yang tidak menabrak aturan. BBM Satu Harga, menjembatani masalah-masalah terkait dengan akses BBM di daerah 3T. Selain itu secara Komite terus melakukan adaptasi yang dinamis, dengan berbagai masalah dan keterbatasan yang dihadapi,” kata Agung. Buku 'Energi untuk Kemandirian' dan 'Talang Emas Hilir Migas'. dicetak dan diterbitkan oleh Kompas Gramedia. Kedua buku ini dijual baik dalam bentuk cetakan fisik maupun e-book. Selain itu, didalamnya tertuang pula kata pengantar dari Wantimpres RI, Habib Luthfi bin Ali bin Yahya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini