Kepala BPS Ungkap Alasan Nilai Ekspor Turun Empat Bulan Berturut-turut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai impor Indonesia terpantau terus mengalami penurunan selama empat bulan terakhir tahun 2022. Menilik data Badan Pusat Statistik (BPS), penurunan tercatat dari bulan September 2022 hingga Desember 2022. 

Pada bulan September 2022, penurunan ekspor tercatat 11,07% MoM. Kemudian pada bulan Oktober 2022, nilai ekspor turun lagi 0,20% MoM. Pun pada bulan November 2022, nilai ekspor turun 2,57% MoM dan data terbaru menunjukkan ekspor bulan Desember 2022 turun 1,10% MoM

Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan, penurunan ekspor selama empat bulan terakhir didorong oleh penurunan harga komoditas andalan ekspor Indonesia dan perlambatan ekonomi negara mitra dagang utama. 


Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Turun Jadi US$ 3,89 Miliar di Desember 2022

"Ekonomi negara tujuan ekspor melambat dan juga ada normalisasi harga komoditas seperti crude palm oil (CPO). Ini memengaruhi penurunan ekspor empat bulan terakhir," tutur Margo saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Senin (16/1). 

Margo menyebut, perlambatan laju ekonomi nampak di beberapa mitra dagang utama Indonesia, seperti Amerika Serikat (AS), China, dan Jepang. Menurutnya, bila aktivitas ekonomi negara-negara tersebut melambat, maka ini akan mengurangi permintaan barang ekspor dari Indonesia. 

Baca Juga: Nilai Impor Desember 2022 Capai US$ 19,9 Miliar, Naik 5,16% MoM

Meski mengalami penurunan selama empat bulan berturut-turut di akhir tahun, nilai ekspor Indonesia di sepanjang 2022 terpantau lebih tinggi dibandingkan nilai tahun sebelumnya. 

Margo mengatakan, nilai ekspor sepanjang tahun 2022 sebesar US$ 291,98 miliar atau naik 26,07% dibandingkan nilai periode sama tahun 2021 yang sebesar US$ 231,61 miliar. 

Kenaikan ini didorong oleh kenaikan baik ekspor minyak dan gas (migas) dan ekspor non migas. 

Adapun ekspor migas di sepanjang 2022 tercatat US$ 16,02 miliar atau naik 30,82% YoY dan ekspor non migas sepanjang 2022 sebesar US$ 275,96 miliar atau naik 25,80% YoY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .