Kepastian Head of Agreement untuk transisi Blok Rokan di tangan Menteri ESDM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelanjutan transisi Blok Rokan kini di tangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pasca rampungnya audit lingkungan pada Agustus 2020.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan rekomendasi yang diberikan tim audit lingkungan telah sampai ke Kemenko Kemaritiman dan Investasi.

"Masih sejalan dengan rencana sejauh ini. Sudah hampir tidak ada ganjalan," ujar Purbaya kepada Kontan.co.id, Jumat (4/9).


Ia menambahkan, saat ini tahapan finalisasi berada di tangan Kementerian ESDM khususnya untuk kepastian pelaksanaan Head of Agreement (HoA).

Baca Juga: Medco E&P Natuna rampungkan pengeboran dua sumur, realisasi produksi lampaui target

Kendati demikian, Purbaya menilai sulit untuk memastikan HoA dapat diteken dalam pekan ini. Meski tak merinci, dia mengungkapkan, rencana pengeboran Chevron untuk November mendatang masih belum berubah.

Sebelumnya,  Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan proses audit lingkungan Blok Rokan telah selesai dilakukan pada Agustus 2020.

Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dinilai melaksanakan pengelolaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan.

"Hasil audit telah dilaporkan kepada Menko Marinvest, dan selanjutnya SKK Migas dan PT CPI akan menandatangani HoA pengelolaan Blok Rokan pada masa peralihan," ujar Susana kepada Kontan.co.id, Selasa (1/9).

Nantinya, HoA yang bakal diteken meliputi komitmen kegiatan pengeboran di November 2020 dan pengeboran di tahun 2021 mendatang.

Baca Juga: DPD RI bakal ikut awasi transisi Blok Rokan

Tak hanya itu, HoA juga bakal memuat soal pencadangan dana dana pemulihan pasca tambang atau abandonment and site restoration (ASR) yang kegiatannya akan dilakukan oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR). Susana memastikan, hal tersebut tak akan mengganggu biaya operasi PHR.

"Proses finalisasi sedang dilaksanakan, semua pihak berharap bisa selesai pada September ini," kata Susana.

Sekedar informasi,  Chevron ditargetkan mengebor sebanyak 114 sumur. Di sisa tahun ini akan ada dua rig yang diaktifkan untuk pengeboran lalu akan bertambah menjadi 5 rig hingga alih kelola pada 8 Agustus 2021 mendatang.

Selanjutnya: Begini rencana pengeboran Pertamina hingga 2024 mendatang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari