JAKARTA. Pemerintah terus meminta perbankan menurunkan bunga kredit demi menggerakan perekonomian nasional. Namun, sejauh ini bankir masih bergeming. Meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI
rate turun, bankir belum tentu menurunkan bunga kredit.
Bankir beralasan masih harus melihat faktor lain. Direktur Utama BNI, Achmad Baequni, bilang, faktor lain itu antara lain
cost of fund. Jika perbankan menurunkan suku bunga kredit tanpa memperhatikan cost of fund maka hal ini akan berpengaruh ke kinerja. “Di Indonesia bunga deposito masih mencapai 7,75%, tinggi memang” ujar Baequni, Rabu, (25/11). Bankir juga harus memperhatikan kondisi likuiditas secara umum. Jika likuiditas ketat, bankir bakal enggan menurunkan bunga kredit. Soalnya, penurunan bunga akan meningkatkan permintaan kredit sehingga likuiditas semakin ketat.
Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengatakan
cost of credit dan
cost of operation juga menjadi salah satu pertimbangan bank menurunkan suku bunga kredit.
Cost of credit yang tinggi ini menurut Budi disebabkan karena kepatuhan nasabah Indonesia masih kurang dibandingkan dengan negara ASEAN lain. Dengan
cost of credit yang optimal, maka diharapkan
cost of operation suatu bank juga bisa menurun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto