JAKARTA. Kepemilikan asing di pasar Surat Utang Negara (SUN) mulai berkurang. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Negara (DJPU) mencatat per 30 September, kepemilikan Asing terhadap Surat Berharga Negara (SBN) merosot hampir 12% menjadi Rp 218,09 triliun dari akhir Agustus lalu yang masih sebesar Rp 247,38 triliun. Selain asing, kepemilikan reksadana, asuransi dan dana pensiun juga minus dengan rincian masing-masih 3,62%,038%, dan 0,4%. Selain melakukan aksi jual, kepemilikan tersebut juga berkurang karena ada beberapa SUN yang jatuh tempo dan pemerintah melakukan buyback di pasar sekunder. Hal ini bisa dilihat dari total kepemilikan yang berkurang pada periode yang sama yaitu Rp 696,56 triliun dari Rp 703,98 triliun. Tapi beberapa institusi lain seperti sekuritas naik 187,5% dan kepemilikan Bank Indonesia (BI) yang melonjak 326,82%. Pada acara Diskusi Panel Komunitas Pemerhati Pasar Modal, kemarin (4/10), Elvyn G.M, direktur investasi PT Jamsostek bilang seharusnya nasabah domestik tidak terbawa sentimen negatif global yang berpengaruh terhadap psikologi perilaku pelaku pasar. "Dengan fundamental Indonesia yang kuat, seharusnya investor domestik juga memiliki kepercayaan diri atas bagusnya prospek Indonesia di masa yang akan datang," jelasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kepemilikan asing di pasar SUN mulai berkurang
JAKARTA. Kepemilikan asing di pasar Surat Utang Negara (SUN) mulai berkurang. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Negara (DJPU) mencatat per 30 September, kepemilikan Asing terhadap Surat Berharga Negara (SBN) merosot hampir 12% menjadi Rp 218,09 triliun dari akhir Agustus lalu yang masih sebesar Rp 247,38 triliun. Selain asing, kepemilikan reksadana, asuransi dan dana pensiun juga minus dengan rincian masing-masih 3,62%,038%, dan 0,4%. Selain melakukan aksi jual, kepemilikan tersebut juga berkurang karena ada beberapa SUN yang jatuh tempo dan pemerintah melakukan buyback di pasar sekunder. Hal ini bisa dilihat dari total kepemilikan yang berkurang pada periode yang sama yaitu Rp 696,56 triliun dari Rp 703,98 triliun. Tapi beberapa institusi lain seperti sekuritas naik 187,5% dan kepemilikan Bank Indonesia (BI) yang melonjak 326,82%. Pada acara Diskusi Panel Komunitas Pemerhati Pasar Modal, kemarin (4/10), Elvyn G.M, direktur investasi PT Jamsostek bilang seharusnya nasabah domestik tidak terbawa sentimen negatif global yang berpengaruh terhadap psikologi perilaku pelaku pasar. "Dengan fundamental Indonesia yang kuat, seharusnya investor domestik juga memiliki kepercayaan diri atas bagusnya prospek Indonesia di masa yang akan datang," jelasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News