KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) per Kamis (4/1) tercatat di Rp 840, 63 triliun. Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. Mengutip data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), kepemilikan asing di SBN tercatat di Rp 860,63 triliun setara dengan porsi 40,34% total surat utang yang dapat diperdagangkan. Dibandingkan setahun lalu, artinya jumlah kepemilikan asing sudah naik 29,25% dari posisi Rp 665,86 triliun. Anil Kumar, Analis Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia menjelaskan, rekor ini menunjukkan kepercayaan asing terhadap investasi di aset rupiah semakin besar. Hal ini terlihat dari credit default swap (CDS) Indonesia untuk surat utang lima tahun di Jumat (5/1) berada di level 81,17 atau level terendah sepanjang masa. "Asing suka masuk ke Indonesia karena volatilitas kita yang rendah. Mereka juga masuk artinya tidak melihat kekhawatiran tahun politik," jelas Anil kepada KONTAN, Jumat (5/1).
Kepemilikan asing di SBN pecah rekor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) per Kamis (4/1) tercatat di Rp 840, 63 triliun. Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. Mengutip data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), kepemilikan asing di SBN tercatat di Rp 860,63 triliun setara dengan porsi 40,34% total surat utang yang dapat diperdagangkan. Dibandingkan setahun lalu, artinya jumlah kepemilikan asing sudah naik 29,25% dari posisi Rp 665,86 triliun. Anil Kumar, Analis Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia menjelaskan, rekor ini menunjukkan kepercayaan asing terhadap investasi di aset rupiah semakin besar. Hal ini terlihat dari credit default swap (CDS) Indonesia untuk surat utang lima tahun di Jumat (5/1) berada di level 81,17 atau level terendah sepanjang masa. "Asing suka masuk ke Indonesia karena volatilitas kita yang rendah. Mereka juga masuk artinya tidak melihat kekhawatiran tahun politik," jelas Anil kepada KONTAN, Jumat (5/1).