KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di 2020-2021 likuiditas perbankan membanjiri pasar surat berharga negara (SBN). Kepemilikan bank di SBN pun terus bertumbuh sejak dua tahun terakhir. Namun, analis memproyeksikan di 2022 jumlah kepemilikan bank di SBN berpotensi menurun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, jumlah kepemilikan bank di SBN di awal tahun hingga 11 Januari 2022 mencapai Rp 1.646 triliun. Jumlah tersebut naik dari akhir 2021 yang mencapai Rp 1.591 triliun. Sementara, di akhir 2020 jumlah kepemilikan bank di SBN sebesar Rp 1.375 triliun. Fund Manager Fixed Income Sucorinvest Asset Management Gama Yuki memproyeksikan jumlah maupun porsi kepemilikan bank di SBN berpotensi menurun karena, pertama, kondisi ekonomi mulai membaik dengan pandemi Covid-19 yang mulai mereda. "Bisnis mulai berjalan dan bank dapat menyalurkan kredit walaupun belum normal seperti sebelumnya," kata Gama, Kamis (13/1).
Kepemilikan Bank di SBN Berpotensi Menurun di 2022
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di 2020-2021 likuiditas perbankan membanjiri pasar surat berharga negara (SBN). Kepemilikan bank di SBN pun terus bertumbuh sejak dua tahun terakhir. Namun, analis memproyeksikan di 2022 jumlah kepemilikan bank di SBN berpotensi menurun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, jumlah kepemilikan bank di SBN di awal tahun hingga 11 Januari 2022 mencapai Rp 1.646 triliun. Jumlah tersebut naik dari akhir 2021 yang mencapai Rp 1.591 triliun. Sementara, di akhir 2020 jumlah kepemilikan bank di SBN sebesar Rp 1.375 triliun. Fund Manager Fixed Income Sucorinvest Asset Management Gama Yuki memproyeksikan jumlah maupun porsi kepemilikan bank di SBN berpotensi menurun karena, pertama, kondisi ekonomi mulai membaik dengan pandemi Covid-19 yang mulai mereda. "Bisnis mulai berjalan dan bank dapat menyalurkan kredit walaupun belum normal seperti sebelumnya," kata Gama, Kamis (13/1).