JAKARTA. Porsi kepemilikan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) di sejumlah anak usahanya berkurang. Hal itu terkait aksi restrukturisasi utang yang dilakukan perseroan. Maklum, sebagian besar utang yang dimiliki BNBR merupakan utang dengan jaminan saham anak perusahaannya. Direktur Utama BNBR Bobby Gafur Sulistyo Umar mengatakan, saat ini kepemilikan saham induk usaha Grup Bakrie di PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). "Kepemilikan (BNBR) di UNSP tinggal 30%, ELTY 10%, ENRG 10% dan BTEL masih tetap di 45%, di BUMI sudah tidak ada sama sekali," ujarnya ketika temu wicara dengan KONTAN, Rabu (30/3). Hal itu disebabkan, perseroan telah mengonversi kepemilikan saham di sejumlah anak usahanya tersebut untuk melunasi utang-utangnya. Direktur Keuangan BNBR Eddy Soeparno menambahkan, sepanjang tahun lalu, jumlah utang yang sudah dilunasi sebesar Rp 2,3 triliun dari total kewajiban senilai Rp 5,4 triliun. Dari total pembayaran utang sebesar Rp 2,3 triliun, 80% atau sekitar Rp 1,84 triliun dilunasi dengan saham anak perusahaannya yang dijaminkan alias debt to asset settlement. Adapun kata Eddy saham ENRG yang paling banyak dijaminkan diikuti, UNSP, BTEL dan ELTY. Menurut Bobby, realisasi dari pelepasan saham itu yang menyebabkan BNBR mencatatkan rugi bersih hingga Rp 7,64 triliun di pengujung tahun lalu. Pasalnya, harga beli saham sejumlah anak usahanya itu lebih tinggi dibanding harga jualnya. Kendati kepemilikan BNBR di sejumlah anak usahanya itu berkurang, manajemen mengaku tidak khawatir. "Saat ini kita memang akan fokus di energy sector melalui Vallar," papar Bobby Sepanjang tahun lalu, BNBR berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 13,2 triliun, naik sebesar 73% dari pendapatan perseroan tahun 2009 yang sebesar Rp 7,6 triliun. Langkah awal yang cukup baik bagi perseroan untuk masuk ke sektor energi. Pasalnya, Bakrie Energy International yang baru beroperasi tahun lalu sudah berhasil menyumbang pendapatan hampir sebesar Rp 5 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kepemilikan BNBR di sejumlah anak usaha menyusut
JAKARTA. Porsi kepemilikan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) di sejumlah anak usahanya berkurang. Hal itu terkait aksi restrukturisasi utang yang dilakukan perseroan. Maklum, sebagian besar utang yang dimiliki BNBR merupakan utang dengan jaminan saham anak perusahaannya. Direktur Utama BNBR Bobby Gafur Sulistyo Umar mengatakan, saat ini kepemilikan saham induk usaha Grup Bakrie di PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). "Kepemilikan (BNBR) di UNSP tinggal 30%, ELTY 10%, ENRG 10% dan BTEL masih tetap di 45%, di BUMI sudah tidak ada sama sekali," ujarnya ketika temu wicara dengan KONTAN, Rabu (30/3). Hal itu disebabkan, perseroan telah mengonversi kepemilikan saham di sejumlah anak usahanya tersebut untuk melunasi utang-utangnya. Direktur Keuangan BNBR Eddy Soeparno menambahkan, sepanjang tahun lalu, jumlah utang yang sudah dilunasi sebesar Rp 2,3 triliun dari total kewajiban senilai Rp 5,4 triliun. Dari total pembayaran utang sebesar Rp 2,3 triliun, 80% atau sekitar Rp 1,84 triliun dilunasi dengan saham anak perusahaannya yang dijaminkan alias debt to asset settlement. Adapun kata Eddy saham ENRG yang paling banyak dijaminkan diikuti, UNSP, BTEL dan ELTY. Menurut Bobby, realisasi dari pelepasan saham itu yang menyebabkan BNBR mencatatkan rugi bersih hingga Rp 7,64 triliun di pengujung tahun lalu. Pasalnya, harga beli saham sejumlah anak usahanya itu lebih tinggi dibanding harga jualnya. Kendati kepemilikan BNBR di sejumlah anak usahanya itu berkurang, manajemen mengaku tidak khawatir. "Saat ini kita memang akan fokus di energy sector melalui Vallar," papar Bobby Sepanjang tahun lalu, BNBR berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 13,2 triliun, naik sebesar 73% dari pendapatan perseroan tahun 2009 yang sebesar Rp 7,6 triliun. Langkah awal yang cukup baik bagi perseroan untuk masuk ke sektor energi. Pasalnya, Bakrie Energy International yang baru beroperasi tahun lalu sudah berhasil menyumbang pendapatan hampir sebesar Rp 5 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News