KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan porsi kepemilikan industri keuangan non bank (IKNB) seperti reksadana, dana pensiun dan asuransi di surat berharga negara (SBN) diprediksikan tidak akan sebesar pertumbuhan tahun lalu. Penyebabnya, sebagian besar institusi tersebut telah menggenjot porsi SBN pada akhir 2017. Meski pertumbuhan porsi kepemilikan SBN oleh reksadana, dana pensiun dan asuransi terbatas tahun ini, namun Ahmad Mikail, ekonom Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan, suplai SBN maupun obligasi korporasi akan tetap bisa terserap. Sebab, diimbangi permintaan dari investor asing dan institusi keuangan. Untuk obligasi korporasi, kata Ahmad, pasar akan dipengaruhi kebijakan relaksasi finance to funding ratio (FFR) oleh Bank Indonesia. "Tahun ini bank umum boleh mengakui obligasi korporasi sebagai kredit," tuturnya, Senin (22/1).
Kepemilikan IKNB susut, suplai obligasi diprediksi tetap terserap
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan porsi kepemilikan industri keuangan non bank (IKNB) seperti reksadana, dana pensiun dan asuransi di surat berharga negara (SBN) diprediksikan tidak akan sebesar pertumbuhan tahun lalu. Penyebabnya, sebagian besar institusi tersebut telah menggenjot porsi SBN pada akhir 2017. Meski pertumbuhan porsi kepemilikan SBN oleh reksadana, dana pensiun dan asuransi terbatas tahun ini, namun Ahmad Mikail, ekonom Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan, suplai SBN maupun obligasi korporasi akan tetap bisa terserap. Sebab, diimbangi permintaan dari investor asing dan institusi keuangan. Untuk obligasi korporasi, kata Ahmad, pasar akan dipengaruhi kebijakan relaksasi finance to funding ratio (FFR) oleh Bank Indonesia. "Tahun ini bank umum boleh mengakui obligasi korporasi sebagai kredit," tuturnya, Senin (22/1).