KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATSVI) memproyeksi, migrasi dari TV Analog ke Digital akan berdampak pada penurunan pangsa pemirsa (audience share). Dampak dari hal tersebut juga bakal berimbas pada pemasukan iklan perusahaan televisi swasta. Sekretaris Jenderal Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATSVI) Gilang Iskandar menjelaskan, migrasi ke digital suatu keniscayaan mengingat kesepakatan di International Telecomunication Union (ITU) dan dampak dari perkembangan teknologi. “Namun diprediksi akan terjadi penurunan audience share yang akan sangat berpengaruh kepada pemasukan iklan. Ini karena tingkat kepemilikan pesawat dan/atau perangkat penerima siaran digital seperti set top box (STB) di masyarakat masih jauh di bawah angka 90%,” kata dia kepada Kontan.co.id, Minggu (6/11).
Adapun tingkat kepemilikan perangkat penerima siaran digital diakui Gilang masih jauh bila dibandingkan dengan kepemilikan TV analog. Baca Juga: Menilik Manfaat Analog Switch Off Bagi Masyarakat, Lembaga Penyiaran, dan Negara Dia menjelaskan, kalau STB yang dibagikan gratis, itu untuk rumah tangga miskin (rutakin) yang jumlahnya hanya sepersekian persen dari total populasi pemirsa. “Di luar itu adalah jumlah yang lebih besar populasinya yang belum semua memiliki pesawat TV dan atau/perangkat penerima siaran digital,” terangnya. Maka itu, untuk kelancaran migrasi ke digital ATVSI telah bersurat ke pemerintah menyampaikan usulan-usulan. Terakhir tentang Analog Switch-Off (ASO) tertanggal 2 November 2022 agar dilaksanakan secara bertahap yang dimulai dari wilayah non Nielsen. Sebagai informasi saja, wilayah pengukuran Nielsen di Indonesia mencakup 11 kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar, dan Banjarmasin. Artinya ATSVI meminta ASO dilaksanakan di luar wilayah-wilayah yang disebutkan di atas. Baca Juga: Kemkominfo Sosialisasikan Migrasi TV Digital Lewat Camat dan Lurah