Kepercayaan konsumen global naik, kecuali Asia



NEW YORK. Survei terakhir mengenai kepercayaan konsumen di seluruh dunia menunjukkan bahwa saat kepercayaan di negara-negara maju seperti AS dan Eropa mulai tumbuh, kepercayaan di emerging market, khususnya Asia Pacific, mulai terguncang. Hasil survei kuartalan Nielsen yang mengukur prospek lapangan kerja lokal, personal finances, dan anggaran belanja konsumen menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen di negara maju semakin membaik. Sedangkan di emerging market terlihat mendatar. Secara umum, indeks kepercayaan konsumen global mencapai level 94 pada kuartal tiga. Angka ini naik dua poin dari kuartal yang sama tahun lalu, namun tidak berubah dari kuartal sebelumnya. Di Eropa, indeks kepercayaan konsumennya naik tiga poin menjadi 74. Ini merupakan level kuartalan tertinggi sejak kuartal pertama 2010 lalu. Sedangkan di AS, tingkat kepercayaan konsumen menembus level tertinggi sejak kuartal 3 2007.Survei ini dilakukan secara online kepada lebih dari 30.000 responden di 60 negara. Hasil survei juga menunjukkan, secara global, rencana untuk membeli pakaian baru, berlibur, dan mencari hiburan di luar rumah mencatatkan kenaikan masing-masing 5 percentage poin pada kuartal III. Kenaikan tingkat kepercayaan tertinggi terjadi di Portugal, meskipun indeks kepercayaannya masih tetap rendah jika dibandingkan dengan negara lain di Eropa. Sementara, penurunan terbesar kepercayaan konsumen dialami Ukraina. Di emerging market, seperti Brazil dan India, kepercayaan konsumen kian memudar. Bahkan sentimen resesi kian meningkat. Hal itu merefleksikan adanya kecemasan atas perlambatan pertumbuhan ekonomi di kedua negara.

Saat ini, perekonomian Asia-Pacific sangat bergantung pada aliran dana asing. Isu utama emerging market saat ini adalah the Federal Reserve akan menunda program stimulusnya. Padahal, kebijakan ini bisa menyokong investasi di kawasan regional seiring langkah investor yang mencari aset-aset yang menawarkan yield tinggi.Hasil survei Nielson juga menunjukkan adanya sentimen resesi dari responden di Indonesia, Thailand, dan India. 


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie