JAKARTA. Masyarakat di Jawa Timur paling khawatir tentang kesulitan mendapatkan pekerjaan, sementara masyarakat di Jawa Tengah khawatir terhadap kelangkaan dan mahalnya harga pupuk. Inilah beberapa alasan keperyaan konsumen Indonesia melemah di bulan Juni.Berdasarkan survei Danareksa Research Institute (DRI), Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) bulan Juni terpangkas 0,3% menjadi 94,8 di bulan Juni. Indeks di bawah 100 menunjukkan, respon negatif (pesimis) melebihi jumlah respon positif (optimis) dalam survei ini.Kedua komponen pembentuk IKK turun. Indeks Situasi Sekarang (ISS) turun 0,5% menjadi 75,8. Sedangkan Indeks Ekspektasi (IE) merosot 0,3% menjadi 109 di bulan Juni ini. Penurunan indeks sekarang menunjukkan konsumen memberi nilai lebih buruk terhadap keadaan lapangan kerja saat ini. Sedangkan penurunan indeks ekspektasi menunjukkan masyarakat umum kini kurang optimistis terhadap prospek ekonomi secara keseluruhan dalam enam bulan mendatang. Lantaran tak begitu optimistis mengenai ekonomi mendatang, hanya 28,8% konsumen yang disurvei menyatakan berminat membeli barang-barang tahan lama. Jumlahnya turun dibanding bulan Mei, ketika 33,5% konsumen mau membeli barang tahan lama. Konsumen menahan diri, meski merasa tekanan inflasi meningkat dalam enam bulan mendatang. Indeks yang mengukur sentimen terhadap inflasi naik 2% ke 192,3 di bulan Juni. Inflasi diproyeksikan naik dipicu kenaikan harga bahan makanan ketika Ramadan dan Idul Fitri, serta tahun ajaran baru sekolah yang jatuh pada Juli. Di sisi lain, kepercayaan konsumen terhadap kemampuan pemerintah melaksanakan tugasnya, tetap menguat. Setelah naik sebesar 0,1% di bulan Mei, Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap Pemerintah (IKKP) naik lagi 2,5%. Sepanjang Juni lalu, masyarakat percaya pemerintah akan menjaga stabilitas harga.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kepercayaan konsumen merosot lagi di bulan Juni
JAKARTA. Masyarakat di Jawa Timur paling khawatir tentang kesulitan mendapatkan pekerjaan, sementara masyarakat di Jawa Tengah khawatir terhadap kelangkaan dan mahalnya harga pupuk. Inilah beberapa alasan keperyaan konsumen Indonesia melemah di bulan Juni.Berdasarkan survei Danareksa Research Institute (DRI), Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) bulan Juni terpangkas 0,3% menjadi 94,8 di bulan Juni. Indeks di bawah 100 menunjukkan, respon negatif (pesimis) melebihi jumlah respon positif (optimis) dalam survei ini.Kedua komponen pembentuk IKK turun. Indeks Situasi Sekarang (ISS) turun 0,5% menjadi 75,8. Sedangkan Indeks Ekspektasi (IE) merosot 0,3% menjadi 109 di bulan Juni ini. Penurunan indeks sekarang menunjukkan konsumen memberi nilai lebih buruk terhadap keadaan lapangan kerja saat ini. Sedangkan penurunan indeks ekspektasi menunjukkan masyarakat umum kini kurang optimistis terhadap prospek ekonomi secara keseluruhan dalam enam bulan mendatang. Lantaran tak begitu optimistis mengenai ekonomi mendatang, hanya 28,8% konsumen yang disurvei menyatakan berminat membeli barang-barang tahan lama. Jumlahnya turun dibanding bulan Mei, ketika 33,5% konsumen mau membeli barang tahan lama. Konsumen menahan diri, meski merasa tekanan inflasi meningkat dalam enam bulan mendatang. Indeks yang mengukur sentimen terhadap inflasi naik 2% ke 192,3 di bulan Juni. Inflasi diproyeksikan naik dipicu kenaikan harga bahan makanan ketika Ramadan dan Idul Fitri, serta tahun ajaran baru sekolah yang jatuh pada Juli. Di sisi lain, kepercayaan konsumen terhadap kemampuan pemerintah melaksanakan tugasnya, tetap menguat. Setelah naik sebesar 0,1% di bulan Mei, Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap Pemerintah (IKKP) naik lagi 2,5%. Sepanjang Juni lalu, masyarakat percaya pemerintah akan menjaga stabilitas harga.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News