Kepercayaan konsumen tertinggi di setahun terakhir



JAKARTA. Kepercayaan konsumen kembali menguat pada Januari untuk keenam kalinya. Indeks Kepercayaan Konsumen naik 0,3% menjadi 94,1 di bulan Januari, level terkuat sepanjang setahun terakhir. "Penguatan ini sebagian besar disebabkan penilaian masyarakat yang lebih baik terhadap prospek ekonomi Indonesia dalam enam bulan mendatang, dan juga ekspektasi peningkatan pendapatan rumah tangga," tulis pernyataan resmi Danareksa Research Institute, yang dipimpin Purbaya Yudhi Sadewa, Selasa (4/1).Nilai indeks ini 0-200. Indeks di bawah 100 menunjukkan respon negatif (pesimis) masih lebih banyak dibanding respon positif (optimis).Meski bergerak lebih optimis, penguatan kepercayaan konsumen tak sebesar bulan Desember yang menanjak 1,6% dibanding hasil bulan November. Pada bulan Januari, konsumen memberikan penilaian lebih buruk terhadap keadaan ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja saat itu. Salah satu komponen IKK, yaitu Indeks Situasi Sekarang (ISS) menunjukkan, penurunan 2,5% menjadi 75,7. Namun, masyarakat optimis dengan prospek ekonomi dalam enam bulan mendatang. Ini terlihat dari komponen IKK lainnya, yakni Indeks Ekspektasi (IE) yang naik 1,8% menjadi 107,9 pada Januari lalu, level tertinggi sejak September 2005. Optimisme ini juga tercermin dari 30,2% responden masih berencana membeli barang-barang tahan lama dalam periode setengah tahun kedepan.Januari lalu, konsumen juga yakin sedikit menurun dalam enam bulan kedepan. Indeks yang mengukur sentimen inflasi ini turun 1,5% menjadi 188,1. "Secara umum, ada ekspektasi menurunnya harga bahan makanan karena akan dimulainya musim panen pada akhir Februari," tulis DRI. Sementara itu, kepercayaan konsumen terhadap kemampuan pemerintah untuk melaksanakan tugasnya meningkat pada bulan Januari, setelah turun pada survei sebelumnya. Komponen yang mengalami peningkatan adalah kemampuan pemerintah menegakkan hukum. Indeks komponen ini berada di 60,8, level tertingginya sejak September 2012.

Survei Kepercayaan Konsumen DRI menggunakan sampel sekurang-kurangnya 1.700 rumah tangga Indonesia dari enam wilayah survei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia