Kepiting asap berbalur 21 bumbu



JAKARTA. Bagi penggemar kuliner kepiting, pengalaman mencomot daging putih nan lembut yang pulen dari hewan bercapit ini tentu sulit pudar dari ingatan. Meski harus susah payah menaklukkan cangkang yang ekstrakeras, kenikmatan yang mengendap di lidah benar-benar sepadan.

Tangan dan mulut yang berlepotan bumbu malah membuat penggemar masakan kepiting selalu rindu pada kudapan yang satu ini. Anda ingin melepas kerindu an menyantap kepiting enak? Silakan sambangi kepiting Asap Cendrawasih. 

Membaca namanya, pasti Anda bisa menebak menu andalan kedai yang terletak di Jalan Lebak Bulus Raya Nomor 11, Jakarta Selatan, ini. Ya, kepiting asap. Kalau sedang beruntung, Anda bisa merasakan kepiting papua yang terkenal berdaging manis dan berbadan jumbo.


Maklum, enggak gampang mendapatkan kepiting papua. Untuk menemukan kedai ini tidak sulit, kok. Jika Anda datang dari arah Carrefour Lebak Bulus, di perempatan pertama belok kiri. Lurus saja dan Anda akan sampai di Jalan Lebak Bulus Raya. Posisi kepiting Asap Cendrawasih sekitar 20 meter dari pertigaan Jalan Lebak Bulus Raya dan Jalan Cirendeu Raya. 

Letaknya ada di sebelah kiri jalan, persis di seberang gerai Seven Eleven. Walau plang nama tidak terlalu besar, kanopi merah yang mengitari bangunan membuat kedai ini gampang dikenali dari jauh. 

Suasana di dalam kedai sangat nyaman. Meja dan kursi yang sanggup menampung 120 pengunjung tertata rapi, tidak saling berdekatan. Selain bersih, udaranya juga sejuk karena berpendingin udara (AC) dengan fasilitas free Wi-Fi. 

Handi Akhirudin, Manajer kepiting Asap Cendrawasih, bilang, kebanyakan pengunjung yang datang adalah warga negara asing yang bekerja di Indonesia alias ekspatriat dan tinggal di daerah selatan Jakarta. "Mereka biasanya datang untuk makan malam," kata Handi. 

Kedai ini buka dari jam 11 siang hingga 10 malam. Cuma, untuk bisa menikmati menu gacoan kedai ini, mesti sedikit bersabar, sekitar 20 menit sejak Anda pesan. Oh, iya, kedai tersebut hanya menggunakan kepiting kalimantan dan papua. 

Cuma, ya, itu tadi, Anda tidak bisa setiap hari menyantap kepiting papua lantaran pasokannya yang terbatas. Penantian Anda dijamin terbayar lunas begitu kepiting asap tiba. 

Saat tersaji di meja, kepiting yang baru dibakar masih berselimut daun pisang. Begitu dibuka, kepulan asap wangi dari rempah-rempah yang terbakar langsung menusuk hidung. 

Benar-benar membangunkan selera makan. Tampilan kepiting asap juga menantang. Seekor kepiting berukuran besar dengan capit jumbo sudah berwarna merah merata. Itu berarti, kepiting sudah matang dan telah melewati beberapa proses pengolahan. 

Sekujur kepiting berlumur bumbu kental yang tampak masuk ke sela-sela cangkang. Tak cuma bagian capit, daging di kaki kepiting juga padat. Karena direbus cukup lama dan digoreng sebelum dibakar, cangkangnya menjadi lebih lunak. Alhasil, Anda bisa lebih mudah berburu daging yang bersembunyi. Cukup Anda gigit, cangkang tipis langsung remuk. Bahkan, bagian ujung kaki terasa renyah jika dikunyah.

Masih hidup

Daging kepiting yang tebal dan manis kian sempurna lantaran bumbunya. Rasanya manis, pedas, dan gurih, serta masih meninggalkan jejak bumbu, seperti cabai, jahe, gula jawa, dan merica.

Tekstur bumbu sedikit kasar dan kental. Namun, kalau dicocol dengan nasi saja sudah cukup nikmat. Rugi besar rasanya bila tidak menandaskan hingga jilatan terakhir.

Cuma, sebelum menikmati kepiting asap, ada baiknya menyantap sop kepiting asparagus sebagai menu pembuka. Rasa sopnya gurih dan terasa diolah dari bumbu yang cukup banyak. Yang bikin makin sedap, sop berkuah kental ini meninggalkan wangi kepiting yang terbakar ketika sudah meluncur mulus ke dalam tenggorokan. 

Menurut Irani Sunoto, sang pemilik kepiting Asap Cendrawasih, kelezatan kepiting asap kedainya berkat bumbu istimewa yang berasal 21 macam bumbu plus ebi dan cumi kering yang kemudian digiling. 

Yang bikin makin istimewa, bahan-bahannya benar-benar alami, tidak ada penyedap rasa. Irani menjelaskan, bumbu kunci, seperti jahe, sereh, cabai, ketumbar, dan merica, melalui proses pengolahan selama empat jam. 

Resep kepiting asap ini berasal dari seorang chef kenalan Irani yang khusus dibuat untuk kepiting Asap Cendrawasih.  "Bahkan di hotel tempat dia bekerja, chef kenalan saya itu tidak membuat resep yang seperti ini,"  ungkap Irani. 

Kenikmatan kepiting asap kedai ini juga ditunjang oleh bahan baku yang berkualitas. Irani berani menjamin, kepiting yang dijual kedainya masih segar dan hidup sebelum dimasak. 

Untuk memastikan kepiting yang dilego kedainya segar, dia membangun sebuah kolam khusus penampungan kepiting. Letaknya berada di belakang dapur. 

Ia membolehkan pe-ngunjung yang datang untuk memilih langsung kepiting yang akan mereka santap. Semua kepiting yang dijual didatangkan langsung dari Kalimantan dan Papua.  

Sudah ada pemasok yang menyetor, dua hari sekali datang,  ujar Irani. Awalnya, sih, Irani ingin kedainya hanya menjual kepiting papua. Sayang, si cangkang hitam dari Bumi Cendrawasih ini sulit diperoleh. 

Akhirnya, dia menggunakan juga kepiting kalimantan. Sebab, kepiting yang paling enak berasal dari Papua dan Kalimantan. Dari segi fisik, kepiting papua dan kalimantan juga mirip. Bedanya: kepiting papua bercangkang lebih hitam dan keras.  

Tapi, rasa kepiting kalimantan juga sangat enak dan setelah dimasak rasanya tidak beda jauh karena dagingnya tebal dan manis,  katanya. Untuk menebus seekor kepiting asap jantan seberat tujuh ons, Anda perlu membayar sebesar Rp 206.500. 

Sementara semangkuk sop kepiting asparagus ukuran sedang harganya Rp 28.500. Harga nasi putih Rp 6.000 per porsi. 

Selain itu, kedai ini juga menawarkan menu olahan kepiting lain: kepiting lada hitam, kepiting telur asin, kepiting saus padang, dan kepiting bawang putih. Bagaimana, penasaran enggak dengan tawaran ini?  

- Kepiting Asap Cendrawasih Jl. Lebak Bulus Raya No. 11, Jakarta Selatan Telp. 021-75907216

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia