Sensasional dan agak sedikit lucu. Begitulah yang terasa ketika muncul Volfefe Index, yang secara khusus mengukur dampak cuitan Donald Trump terhadap pergerakan pasar, khususnya pasar obligasi. Adalah perusahaan keuangan JP Morgan yang membuat Volfefe. Nama indeks ini mungkin terdengar agak aneh. Maklum, 'volfefe' gabungan dari kata volatility dan sebuah kata salah ketik dalam cuitan Trump 30 Mei 2017: 'covfefe'. Namun, Indeks Volfefe bukanlah sekadar lucu-lucuan. Pengukuran oleh JP Morgan menunjukkan, tweet Trump berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga surat utang di Amerika Serikat, bahkan terhadap pasar keuangan global. Contoh, cuitan akun @realDonaldTrump pada 1 Agustus 2019 menyatakan, Trump akan memperluas tarif impor barang-barang China. Kekhawatiran perang dagang akan menimbulkan resesi global pun merebak ke seluruh dunia. Yield surat utang AS tenor 10 tahun langsung anjlok ke posisi 1,61% dari 1,94% sebelum cuitan Trump. Harga emas dan saham ikut meleleh. Indeks S&P, tiga hari berturut-turut anjlok 4,55%. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun terserat jatuh 4,1% (2/8-6/8). Trump sadar betul, postingannya media sosial kian besar pengaruhnya bagi pasar keuangan dunia. Semakin banyak dia berkicau, kian besar peluangnya menggerakkan pasar. Agaknya, itu pula sebabnya Trump kian rajin berkicau. Pada semester pertama pemerintahannya Trump rata-rata hanya mengirimkan 5,7 tweet per hari. Dan pada semester pertama tahun ketiga memerintah, yakni sepanjang semester I-2019 saban hari Trump mengirimkan tweet rata-rata 15,6 kali!
Kepoin cuitan Donald Trump
Sensasional dan agak sedikit lucu. Begitulah yang terasa ketika muncul Volfefe Index, yang secara khusus mengukur dampak cuitan Donald Trump terhadap pergerakan pasar, khususnya pasar obligasi. Adalah perusahaan keuangan JP Morgan yang membuat Volfefe. Nama indeks ini mungkin terdengar agak aneh. Maklum, 'volfefe' gabungan dari kata volatility dan sebuah kata salah ketik dalam cuitan Trump 30 Mei 2017: 'covfefe'. Namun, Indeks Volfefe bukanlah sekadar lucu-lucuan. Pengukuran oleh JP Morgan menunjukkan, tweet Trump berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga surat utang di Amerika Serikat, bahkan terhadap pasar keuangan global. Contoh, cuitan akun @realDonaldTrump pada 1 Agustus 2019 menyatakan, Trump akan memperluas tarif impor barang-barang China. Kekhawatiran perang dagang akan menimbulkan resesi global pun merebak ke seluruh dunia. Yield surat utang AS tenor 10 tahun langsung anjlok ke posisi 1,61% dari 1,94% sebelum cuitan Trump. Harga emas dan saham ikut meleleh. Indeks S&P, tiga hari berturut-turut anjlok 4,55%. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun terserat jatuh 4,1% (2/8-6/8). Trump sadar betul, postingannya media sosial kian besar pengaruhnya bagi pasar keuangan dunia. Semakin banyak dia berkicau, kian besar peluangnya menggerakkan pasar. Agaknya, itu pula sebabnya Trump kian rajin berkicau. Pada semester pertama pemerintahannya Trump rata-rata hanya mengirimkan 5,7 tweet per hari. Dan pada semester pertama tahun ketiga memerintah, yakni sepanjang semester I-2019 saban hari Trump mengirimkan tweet rata-rata 15,6 kali!