Keppel Land tancapkan properti di CBD Jakarta



KONTAN.CO.ID - Perusahaan-perusahaan properti asal Singapura makin kencang memperluas ekspansinya ke Indonesia. Sebut saja CapitaLand melalui Ascott yang mengakuisisi apartment serviced milik Ciputra di Ciputra World 2 yang nantinya akan menjadi Ascott Indonesia.

Selain itu, Pollux Properties sudah memiliki beberapa properti di Indonesia, mulai dari hotel hingga yang terbaru adalah Pollux Technopolis di Karawang.

Yang terbaru, Keppel Land Limited melalui anak perusahaannya PT Sukses Manis Tangguh mengakuisisi lahan milik Bank Central Asia (BCA) seluas 7.700 meter persegi dan luas semi gross 36.000 meter persegi di daerah Central Business District Jakarta. Persisnya, lokasi ini terletak di dekat jalan protokol Jenderal Sudirman dan berdampingan dengan gedung perkantoran milik Keppel land, International Financial Centre Jakarta.


Akuisisi ini bernilai Rp 586 miliar (sekitar S$ 60 juta). Rencananya, lahan ini akan dibangun hunian bertingkat berkualitas premium sebanyak 400 unit apartmen. Total biaya pengembangan diestimasi mencapai Rp 1,6 triliun (S$ 170 juta).

Dengan luas lahan sekitar 7.700 meter persegi dan luas semi gross mencapai 36.000 meter persegi, lokasi lahan ini terletak di dekat jalan protokol Jenderal Sudirman dan berdampingan dengan gedung perkantoran milik Keppel Land, International Financial Centre Jakarta.

"Indonesia merupakan salah satu pasar pertumbuhan utama Keppel Land yang sedang diperkuat keberadaannya di Jakarta. Kami akan memanfaatkan keahlian sebagai pengembang berpengalaman di mancanegara khususnya di Asia untuk membangun hunian bertingkat dengan kualitas premium, demi memenuhi kebutuhan para ekspatriat serta komunitas pengusaha lokal yang terus bertambah dan mencari apartemen terbaik di tengah kota," kata Ang Wee Gee, selaku CEO Keppel Land dalam keterangan resmi, Jumat (22/9).

Lahan ini berdampingan dengan International Financial Center Jakarta dan berada di sebuah kawasan paling strategis di Jakarta. Kedua proyek Keppel ini akan bersinergi untuk menciptakan suatu destinasi hunian-bisnis-rekreasi. 

Lahan ini terletak di kawasan segitiga emas Jakarta yang dekat dengan berbagai pusat perbelanjaan, ragam kuliner, dan pusat hiburan serta dapat menikmati aksestransportasi terpadu, dengan adanya pembangunan stasiun MRT Setiabudi yang diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2019.

KONTAN sudah mencoba untuk menghubungi Presiden Direktur BCA Jahja Setiaadmaja dan Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra untuk menggali lebih dalam soal informasi ini. Akan tetapi, keduanya tidak dapat dihubungi.

Prospek properti

Sekretaris Jenderal REI, Totok Lusida mengatakan bahwa secara ekonomi Indonesia memang memiliki potensi sehingga perusahaan asing yakin bahwa Indonesia memiliki prospek yang bagus. Ditambah, masyarakat Indonesia seringkali menahan uang yang mereka dapatkan untuk ditabung.

Menurut data Bank Indonesia, saving accounts yang ada di bank meningkat 30% dari 3.000 triliun menjadi 4.000 triliun dan akan menjadi pasar potensial masyarakat Indonesia sebagai end user. Perusahaan asing melihat hal ini sebagai kesempatan besar. Direktur Jenderal Pajak belum akan mengganti atau menambah peraturan sehingga masyarakat tidak perlu ragu dan bingung.

"Mau tidak mau menunggu waktu, masyarakat akan membeli atau menyewa properti sehingga sebetulnya rakyat tidak perlu menahan karena properti pasti naik," jelas Totok saat dihubungi KONTAN (22/9).

Totok menambahkan, tren ini pasti akan menguntungkan karena para pemain asing selalu meningkatkan harga properti dan bukan malah menurunkan harga jualnya.

Menurut Director Advisory Services Colliers International Indonesia Monica Koesnovagril, secara umum situasi ekonomi di Indonesia terutama dengan gencarnya pembangunan infrastruktur menarik minat. Tidak hanya dari domestik saja tapi dari asing untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini dikarenakan permintaan yang terbatas di negaranya.

Lebih lanjut, potensi ekonomi Indonesia masih sangat kuat di masa depan. Ditambah, laporan tiga rating besar dunia memasukkan Indonesia ke investment grade. Secara umum, investasi asing sejenis ini memang direncanakan untuk jangka panjang sekitar 20 tahun sehingga pihak asing memang tidak terganggu dengan isu-isu sesaat.

"Persaingan dalam dunia bisnis itu lumrah. Tetapi dari sisi konsumen, sebenarnya ini menguntungkan karena konsumen diberi alternatif produk," ujar Monica saat dihubungi KONTAN (22/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia