Keputusan Arab Saudi menghentikan visa TKI pukulan telak bagi Indonesia



JAKARTA. Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari mengatakan, sikap Arab Saudi yang menghentikan pemberian visa kepada TKI asal Indonesia merupakan pukulan telak bagi Indonesia. Pasalnya, Arab Saudi tidak mau mengikuti norma-norma universal yang berlaku.

Selain itu, Arab Saudi juga tidak mau dipaksa dan diancam oleh Indonesia dengan moratorium TKI. "Ketika pemerintah kita ingin memperbaiki kontrak kerja, Arab Saudi tersinggung dan menghentikan penerbitan visa TKI," ujar Eva saat dihubungi KONTAN, Kamis (30/6).Menurut Eva, perilaku Arab Saudi menunjukkan sikap tidak mau kompromi dengan pemerintah Indonesia soal TKI. Jika Indonesia tidak mau mengikuti aturan mereka maka, Arab menunjukkan sikap tidak mau didikte meskipun melakukan perbuatan yang tidak sesuai norma universal.

"Keputusan Saudi ini, merupakan tanggapan atas moratorium kita, dan mereka tidak mau kedahuluan," jelasnya, Eva menambahkan, sikap tersebut merupakan upaya melegalkan praktek perbudakan terhadap tenaga kerja di negera tersebut. Karena itu, begitu moratorium TKI dari Indonesia didengar, Arab Saudi sudah memesan sebanyak 10.000 Tenaga Kerja Wanita (TKW) dari Banglades.Selain itu, menurut Eva, tekanan dari perusahaan jasa tenaga kerja asing (PJTKA) memiliki pengaruh besar terhadap keputusan pemerintah Arab Saudi. Dengan adanya penghentian penerbitan visa TKI asal Indoensia ini, PJTKA sekarang akan merekrut tenaga kerja dari pasar-pasar gelap yang lebih murah bayarannya dan tidak terlalu banyak peraturannya. "Jadi Arab Saudi itu nakal, mereka tidak lagi merekrut tenaga kerja langsung melalui negara," jelasnya.Sebagai negara muslim terbesar di dunia sebenarnya, Indonesia bisa menekan Arab Saudi dengan menghentikan sementara program naik haji. Karena Indonesia menyumbangkan begitu besar pemasukan bagi Arab Saudi dari pengiriman haji ke sana. "Kita juga punya martabat dan tidak bisa diremehkan begitu saja," ujar Eva.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie