Keputusan bunga tetap RBA menyeret AUD/USD



JAKARTA. Dollar Australia kehilangan tenaga setelah pengumuman kebijakan bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA) masih mempertahankan bunga di level terendahnya 1,5%.

Mengutip Bloomberg, Selasa (4/4) pukul 19.06 WIB, pasangan AUD/USD melemah 0,72% ke level 0,7550 dibanding sehari sebelumnya.

Analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy mengatakan, laju AUD di depan USD terseret oleh pernyataan dovish dari RBA. "Setelah mempertahankan suku bunga di level 1,5% RBA menunjukkan kekhawatiran terhadap ekonomi Australia. Angka lapangan kerja Negeri Kanguru melambat dengan indikator tenaga kerja yang semakin turun. RBA juga mengkhawatirkan angka inflasi yang masih rendah.


"Sikap RBA sebenarnya netral karena tidak mau terlalu hawkish. Tetapi pasar melihat hal itu sebagai pernyataan bernada dovish," papar Nizar.

Sementara rilis data ekonomi Australia menunjukkan hasil beragam sehingga gagal mendorong penguatan AUD/USD. Neraca perdagangan bulan Februari mencatat surplus US$ 3,57 miliar atau lebih besar dari suprlus bulan sebelumnya US$ 1,5 miliar. Tetapi penjualan ritel bulan turun ke level minus 0,1% dari sebelumnya tumbuh 0,4%.

Padahal, dollar AS sebenarnya sedang minim sentimen positif. The greenback masih dibayangi oleh rencana kebijakan fiskal Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang belum jelas. Pergerakan USD kini menanti hasil neraca perdagangan AS bulan Februari dengan proyeksi defisit US$ 46 miliar atau lebih rendah dari defisit sebelumnya US$ 48,5 miliar serta data manufaktur bulan Maret yang diperkirakan turun ke level 57,1 dari sebelumnya 57,6. "Pertemuan Trump dengan Perdana Menteri China, Xi Jinping pekan ini juga akan turut menjadi perhatian pasar," lanjut Nizar.

Jika rilis data ekonomi AS membaik, maka Nizar memperkirakan AUD/USD akan melanjutkan pelemahan pada Rabu (5/4).

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia