Keputusan ECB turut dorong pelemahan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan European Central Bank (ECB) untuk mengurangi pembelian pemberian stimulus dan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya kemarin, Kamis (26/10), rupanya cukup mempengaruhi pergerakan sejumlah mata uang.

Jatuhnya mata euro pasca keputusan tersebut telah memberi celah bagi penguatan dollar Amerika Serikat (AS). Di lain pihak, keunggulan The Greenback justru menyudutkan mata uang negara berkembang termasuk rupiah.

Mengutip Bloomberg, Jumat (27/10) pukul 14.10 wib valuasi mata uang Garuda terkoreksi 0,31% ke level Rp 13.629 per dollar AS. Dibandingkan pekan sebelumnya rupiah sudah melemah 0,81%. Kejatuhan ini sekaligus menjadi level terendah baru bagi rupiah sejak Mei 2016.


“Keputusan ECB yang dovish terlihat kontras dengan rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya,” ungkap Wahyu Tribowo Laksomo, Analis PT First Capital Futures kepada Kontan.co.id, Jumat (27/10).

Walaupun mengurangi porsi pembelian obligasi yang dilakukannya, tetapi Bank Sentral Eropa itu masih tetap mempertahankan suku bunga acuannya. Sementara itu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) justru tengah bersiap untuk menaikkan suku bunga acuan yang ketiga kalinya di tahun ini. Dalam beberapa pertemuan Federal Open Market Committe (FOMC) sejumlah pejabat The Fed berulang kali menegaskan rencana kenaikan suku bunga.

Menurut Wahyu kejatuhan rupiah saat ini sangat kental dengan pengaruh eksternal khususnya dari AS. Sedangkan dari dalam negeri masih tetap positif. Pembangunan infrastruktur lebih terarah dan stabilitas pasar tetap diprioritaskan.

“Jelang penutupan tahun arus keluar ke USD membesar karena banyak perusahaan yang melakukan pembayaran utang atau sekedar memiliki kewajiban membukukan laporan dalam bentuk dollar AS,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia