Keputusan Kontroversial Sir Jim Ratcliffe yang Mengguncang MU



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sir Jim Ratcliffe, pemilik bersama Manchester United, telah membuat sejumlah keputusan penting sejak mengambil alih 27,7% saham klub pada awal 2024.

Keputusan-keputusan ini mencerminkan ambisi Ratcliffe untuk mengembalikan Manchester United ke puncak sepak bola dunia. 

Kepergian Dan Ashworth: Tanda-Tanda Perubahan di Manchester United

Salah satu keputusan pertama yang menonjol adalah pengunduran diri Dan Ashworth, yang menjabat sebagai Direktur Olahraga Manchester United.


Ashworth, yang baru bergabung pada Juli 2024 dari Newcastle United, hanya bertahan selama lima bulan di Old Trafford.

Baca Juga: Perubahan Jadwal TV Liga Premier Terbaru, Termasuk Big Match MU vs Liverpool

Pengunduran dirinya diumumkan dengan pernyataan singkat dari klub yang menyebutkan bahwa pengunduran diri tersebut terjadi berdasarkan kesepakatan bersama.

Keputusan untuk membawa Ashworth ke Manchester United sendiri bukanlah hal yang mudah. Ratcliffe telah berusaha keras untuk merekrutnya setelah Ashworth meninggalkan posisi serupa di Newcastle.

Meskipun klub tersebut awalnya mengalami kesulitan dalam mencapai kesepakatan terkait kompensasi, akhirnya mereka berhasil mendatangkan Ashworth.

Namun, dengan cepat, keputusan untuk memecatnya menciptakan kontroversi. Kepergiannya menambah daftar panjang perubahan yang dilakukan oleh Ratcliffe sejak memegang kendali klub.

Pengurangan Biaya dan Pengelolaan Keuangan yang Lebih Ketat

Selain pergantian staf, Sir Jim Ratcliffe juga memperkenalkan kebijakan pengurangan biaya yang ketat. Salah satunya adalah keputusan untuk menghentikan kebijakan kerja dari rumah yang sebelumnya diterapkan selama pandemi COVID-19.

Meskipun kebijakan fleksibel ini diterima dengan baik oleh banyak staf, Ratcliffe memutuskan untuk mengakhiri kebijakan tersebut pada 2024, dengan meminta staf kembali bekerja di kantor. Ratcliffe mengingatkan bahwa pengelolaan keuangan yang lebih efisien adalah hal yang sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang klub.

Pada saat yang sama, Ratcliffe juga mengurangi fasilitas perjalanan untuk staf yang terkait dengan final Piala FA, yang sebelumnya dibiayai penuh. Kebijakan ini menunjukkan tekad Ratcliffe untuk membuat Manchester United lebih efisien dalam pengelolaan sumber daya mereka, meskipun hal ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan beberapa staf.

Pengelolaan Tim Wanita dan Isu Infrastruktur

Perubahan signifikan lainnya adalah terkait dengan tim wanita Manchester United. Tim ini telah menunjukkan performa yang mengesankan di liga domestik, termasuk finis sebagai runner-up pada musim 2022-2023 dan memenangkan Piala FA Wanita pada 2024.

Namun, beberapa keputusan Ratcliffe mengenai tim wanita menimbulkan tanda tanya. Salah satunya adalah pemindahan tim wanita ke fasilitas sementara di kompleks pelatihan Carrington, sementara fasilitas utama digunakan untuk tim pria.

Baca Juga: Hasil Lengkap Pembagian Grup FIFA Club World Cup 2025 di Amerika Serikat

Keputusan ini menimbulkan ketegangan, dengan beberapa pihak, termasuk Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional (PFA), mengkritik langkah tersebut. Selain itu, beberapa pemain penting dari tim wanita juga memilih untuk meninggalkan klub, seperti Mary Earps yang bergabung dengan Paris Saint-Germain dan Katie Zelem yang bergabung dengan Angel City FC.

Pengakhiran Peran Sir Alex Ferguson

Keputusan kontroversial lainnya adalah pengakhiran peran Sir Alex Ferguson sebagai duta besar klub.

Ferguson, yang merupakan manajer terakhir Manchester United yang memenangkan gelar Premier League pada 2013, telah menerima gaji besar sebagai bagian dari kontraknya dengan keluarga Glazer, pemilik sebelumnya.

Namun, Ratcliffe memutuskan untuk mengakhiri kontrak tersebut, yang menandakan pendekatan baru terhadap pengelolaan keuangan klub.

Meskipun pertemuan antara Ratcliffe dan Ferguson dilaporkan berjalan dengan baik, keputusan ini menunjukkan bahwa Ratcliffe tidak ragu untuk membuat keputusan yang dapat memicu ketidaksetujuan, terutama dalam hal penghematan biaya.

Pemecatan Erik ten Hag dan Pergantian Manajer

Selain perubahan dalam struktur manajerial, Ratcliffe juga menunjukkan keberanian untuk membuat keputusan penting terkait manajer. Setelah memberikan dukungan kepada Erik ten Hag dengan kontrak baru pada musim panas 2024, Ratcliffe kemudian memutuskan untuk memecatnya setelah serangkaian hasil buruk di Liga Premier dan Liga Champions.

Pemecatan Ten Hag, yang terjadi setelah kekalahan melawan West Ham, menambah daftar panjang perubahan yang dilakukan oleh Ratcliffe sejak mengambil alih klub.

Keputusan untuk memecat Ten Hag mengarah pada pengangkatan Ruben Amorim sebagai manajer baru, yang diperkirakan akan membawa perubahan dalam filosofi permainan tim. Keputusan ini mencerminkan komitmen Ratcliffe untuk memastikan kesuksesan Manchester United dalam jangka panjang, meskipun keputusan tersebut menuai kritik dari beberapa pihak.

Baca Juga: Mohamed Salah Perpanjang Kontrak di Liverpool, Keputusan Penting bagi The Reds

Kontroversi Harga Tiket dan Ketidakpuasan Penggemar

Selain perubahan internal, kebijakan harga tiket yang diterapkan oleh Manchester United juga menjadi sumber kontroversi. Pada November 2024, klub mengumumkan kenaikan harga tiket menjadi minimal £66, yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan penggemar.

Beberapa kelompok penggemar, termasuk Manchester United Supporters' Trust, mengkritik keputusan tersebut, dengan mengungkapkan kekhawatiran bahwa harga tiket yang tinggi akan memperburuk hubungan antara klub dan penggemar.

Kritik terhadap kebijakan harga tiket ini tidak hanya datang dari penggemar Manchester United, tetapi juga dari penggemar klub-klub lain seperti Everton, Liverpool, dan Manchester City, yang juga mengalami kenaikan harga tiket serupa.

Editor: Handoyo