Kerajinan pelepah pisang laris manis di Dubai



JAKARTA. Produk kerajinan berbahan baku pelepah pisang asal Indonesia menarik perhatian pengusaha asal Dubai. Perusahaan terkemuka di Dubai bernama Bateel yang bergerak di segmen makanan seperti coklat, kurma segar, dan produk makanan lainnya memborong produk kerajinan berbentuk kemasan kotak berbahan baku pelepah pisang asal Indonesia.

Kerajinan ini diproduksi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Radika asal Jawa Tengah. Transaksi ini terjadi pada saat Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai menggandeng Kementerian Koperasi dan UKM beserta Dinas Perindag Jawa Tengah berpartisipasi dalam International Design Exhibition (INDEX) 2015 beberapa hari lalu di Dubai World Trade Center, UEA.

Menurut Kepala ITPC Dubai Gusmalinda Sari total transaksi perdagangan dalam kegiatan ini ditaksir lebih dari US$ 2,2 juta. INDEX 2015 adalah pameran furnitur dan desain interior terbesar di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara dengan jumlah pengunjung mencapai 25.000 orang. Diikuti oleh lebih dari 800 perusahaan dari 49 negara, Indonesia menghadirkan 16 perusahaan.


"Pameran ini secara resmi dibuka oleh Deputy Ruler of Dubai dan Minister of Finance of UAE Sheikh Hamdan bin Rashid Al Maktoum," ujar Gusmalinda dalam keterangan tertulis, Rabu (27/5).

Ia bilang, hadir dan ikut secara aktif mengenalkan produk Indonesia adalah Konsul Jenderal RI Dubai Arzaf Fachrezy Firman. Menurut Gusmalinda, Arzaf mengharapkan keikutsertaan semua daerah untuk membuka potensinya guna mengembangkan kemandirian rakyat. Gusmalinda menyatakan bangga atas produk-produk khas Indonesia mampu menarik minat pengusaha Dubai.

Sebagai hub perdagangan untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, Gusmalinda mengaku akan terus melakukan penetrasi perdagangan dengan meningkatkan permintaan ekspor. Pameran ini diharapkan bisa mendongkrak ekspor Indonesia ke UEA, mengingat Dubai merupakan kota hub atau penghubung perdagangan antara negaranegara di Timur Tengah, Afrika, dan Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie