Kerala India usul pembatasan mahar emas 80 gram



NEW DELHI. Komisi perempuan di Kerala, salah satu negara bagian India, mengusulkan mahar emas tak lebih dari 80 gram. Usulan ini ditujukan demi meringankan beban keluarga yang ingin menikahkan anaknya hingga mengurangi defisit perdagangan negara.Wanita India memberi mahar emas dalam rupa perhiasan atau batangan untuk pria sebagai bukti ikut menjaga keamanan finansial keluarga. Warga India yakin, logam mulia tak hanya menjadi simbol kekayaan namun instrumen investasi yang tak lekang waktu dan relatif mudah dicairkan. Namun, dari urusan mahar yang kian mahal ini, India akhirnya harus melakukan pembatasan dan menaikkan tarif impor lantaran terjadi kekurangan emas di negara ini. India merupakan negara konsumen emas terbesar kedua setelah China. "Para orang tua akan menjual rumah mereka untuk membeli emas untuk pernikahan, dan memilih tinggal di rumah sewa," kata KC. Rosakutty, Chairperson di Komisi Wanita Kerala. Komisi ini mencatat, wanita di Kerala menyerahkan mahal 400 gram emas per pernikahan. Total dalam setahun mencapai 80 metrik ton emas, atau sekitar 1/10 permintaan emas di India tahun 2012. Andai setiap wanita boleh hanya menyerahkan 80 gram emas, maka ongkosnya hanya INR 224.800 (US$ 3.600). Komisi sudah menyerahkan usulan pada Oommen Chandy, Chief Minister Kerala. India, yang dalam tahap mengurangi konsumsi emas, tahun lalu menetapkan bea impor emas tertinggi 10%. Aksi ini membuahkan hasil. Pada bulan Desember 2013, tercatat India mengimpor emas dan perak senilai US$ 1,77 miliar, merosot 68,8% dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Pada Desember 2012, impor emas dan perak India mencapai US$ 5,6 miliar."Dan ini menyumbang signifikan penurunan defisit perdagangan," kata SR. Rao, Sekretaris Kementrian Perdagangan, dikutip India Times. Total, selama April-Desember, impor emas dan perak turun 30,3% year on year menjadi US$ 27,3 miliar.

Defisit perdagangan India dalam sembilan bulan pertama tahun fiskalnya turun sejalan yaitu 33%, menjadi US$ 110 miliar dariĀ setahun sebelumnya, US$ 146,8 miliar.


Editor: Sanny Cicilia