KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen keramik, PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk (
KIAS) menyatakan salah satu strategi keluar atau mengurangi rugi bersih adalah dengan menambah kapasitas produksi keramik jenis
wall tile atau keramik dinding sebesar 10% tahun ini dari produksi 12 juta metrik ton per tahun. Direktur Independen dan Operasional KIAS, Gunarso menjelaskan dengan ini pihaknya akan menambah satu
line produksi pada divisi produksi keramik dinding yang pabriknya berlokasi di Karawang, Jawa Barat. "Di kuartal I 2022 kami masih menderita rugi dan strategi meraih laba adalah salah satunya dengan menambah kapasitas produksi
wall tile 10% dari yang sudah ada. Kami juga akan menambah pilihan motif yang nantinya bisa diserap pasar," tuturnya pada paparan publik yang berlangsung di Graha Mobisel, Jakarta, Jumat (10/6).
Baca Juga: Terbantu Kebijakan Harga Gas, Produksi Keramik Tahun Ini Diramal Naik 15% Pada kuartal I 2022, KIAS mengantongi peningkatan pendapatan 7% di angka Rp154,03 miliar dari Rp143,32 miliar. Sementara itu, rugi bersih yang tercatat adalah sebesar Rp1,05 miliar dari Rp616,86 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Lebih lanjut, untuk mempersiapkan penambahan kapasitas tersebut, KIAS menyiapkan capex senilai Rp40 miliar yang sudah terserap Rp10 miliar hingga Juni 2022. "Dengan penambahan kapasitas produksi sebesar 10% ini pula, kami berharap sekali pertumbuhan pendapatan juga bertambah dari nilai yang sama. Semoga kami sudah bisa merasakan penambahan kapasitas tersebut pada Juni ini," urainya. Gunarso menyambung lagi, pihaknya melihat beberapa tantangan seperti adanya Covid - 19 yang sempat membuat operasional Perseroan terhenti. Namun, pihaknya melihat pula peluang dimana kasus Covid-19 saat ini sudah mulai terkendali. KIAS berharap dengan terkendalinya kasus, maka akan membuat kinerja 2022 menjadi lebih baik.
Lalu, dengan pemberlakuan kebijakan zero ODOL oada 2023 mendatang, membuat pihaknya perlu memikirkan strategi dari sekarang. Gunarso mengakui, ha ini akan menambah beban pada logistik nantinya. Pihaknya juga akan terus melangsungkan strategi efisiensi di bidang operasional, yakni dengan membuat produk keramik dengan ketebalan lebih tipis tetapi masih dengan kualitas standar internasional. Lalu, tingginya kehadiran keramik dari China dan India turut dipandang sebagai tantangan tersendiri tahun ini. "Tingginya kehadiran keramik dari China dan India membuat kami lakukan efisiensi cost di segala lini, mulai dari bahan baku,
body preparation, hingga sortir. Kami juga memakai spare part yang kompetitif dengan kualitas yang sama. Bahkan dalam proses eksesnya, kami efisiensi lagi sehingga bisa menghemat biaya pemakaian gas," tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .