Keran Kredit Bank Mandiri Kian Longgar



JAKARTA. Bank Mandiri Tbk melonggarkan keran kredit pada kuartal kedua ini. Bank dengan aset terbesar se-Indonesia itu telah menyalurkan kredit ke tiga korporasi di sektor agribisnis. Nilai fasilitas setiap debitur dari Rp 300 miliar hingga Rp 500 miliar.

Selain itu, Bank Mandiri juga bersiap mengucurkan kredit ke berbagai perusahaan atau proyek. Salah satunya, Bank Mandiri sedang bernegosiasi dengan PT PLN terkait penyaluran kredit untuk proyek pembangkit listrik di Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Proyek ini masuk dalam program percepatan pembangunan 10.000 Megawatt alias crash program.

Bank Mandiri juga berniat ikut dalam sindikasi kreditur PT Semen Gresik Tbk. Nilai pinjaman sindikasi ke pabrik semen itu Rp 6,3 triliun.


Meski mulai gencar menggelontorkan kredit, Direktur Korporasi Bank Mandiri Riswinandi berjanji, Bank Mandiri tetap memegang prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit korporasi. "Kami tak mau menambah non-performing loan (NPL)," katanya.

Bank Mandiri juga berharap nilai pinjaman tak terpakai (undisbursed loan) bakal berkurang. Sebab, tiga proyek tol yang mendapat pembiayaan sejak 2007 sudah menyelesaikan pembebasan lahan. Ketiga proyek itu adalah ruas Bogor Ring Road senilai Rp 450,68 miliar, ruas Semarang-Solo, dan Mojokerto-Kertosono.

Selain ke korporasi, Bank Mandiri juga menderaskan aliran kredit ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sepanjang kuartal I 2009 lalu, Direktur Mikro dan Ritel Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin memperkirakan penyaluran kredit UMKM naik 10% dari kuartal I 2008. Tapi dia tak menyebut nilainya.

Budi optimistis, sepanjang 2009 kredit mikro Mandiri bakal tumbuh tinggi seperti tahun lalu. Sebagai gambaran, posisi kredit UMKM Mandiri per akhir 2008 Rp 19,6 triliun, naik 40% dari akhir 2007.

Tapi Mandiri mengakui ada lonjakan NPL untuk kredit kecil ini. Salah satu nasabah kredit bermasalahnya adalah Tripanca Grup di Lampung. "Tanpa Tripanca NPL kami 3%, tapi setelah Tripanca naik menjadi 5%," kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie