Kerapu, Gampang Dibiakkan dan Harga Tetap Tinggi



JAKARTA. Semakin banyak saja rumah makan yang menyediakan menu makanan ikan laut atau lebih dikenal seafood. Anemo masyarakat pun tampaknya tidak pernah habis untuk menikmati kelezatan makanan yang kaya gizi dan protein ini.Diantara menu makanan seafood, nama ikan kerapu muncul dan ramai diperbincangkan sebagai salah satu menu favorit. Disamping karena kelezatannya, harga makanan menu ikan kerapu tergolong relatif lebih mahal. Sebagaian orang percaya bahwa warna merah ikan kerapu akan membawa keberuntungan tertentu. Disamping itu, dengan mengkonsumsi ikan kerapu akan memberi manfaat kesehatan yang luar biasa.Tidak salah lagi jika sebagian orang kemudian berburu ikan ini sebatas untuk dikonsumsi karena manfaat yang luar biasa dari ikan jenis groupers. Seiring dengan itu, ikan kerapu pun menjadi salah satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang baik di pasar domestik maupun international.Ada beberapa jenis ikan kerapu, diantaranya ikan kerapu lumpur,lohdi, sunu, macan, dan tikus atau bebek. Dari sekian banyak jenis ikan kerapu tadi, ikan kerapu macan relatif lebih mudah dibudidayakan dan harga juga tetap tinggi.Melihat potensi itu, salah satu pembudidaya ikan kerapu macan ini adalah Ardiyan Taufik. Pria asal Jepara ini terus mencoba peruntungannya dalam berbisnis ikan kerapu. Diakui olehnya, bahwa jumlah permintaan ikan kerapu macam sangat tinggi.Ardiyan memilih ikan kerapu macan karena dari segi ketahanan, ikan kerapu macan lebih kuat dibandingkan ikan kerapu jenis lainnya. Meski harganya sedikit lebih murah dibandingkan ikan kerapu jenis lain. "Ikan kerapu macan per kilogramnya itu Rp 120 ribu, sedangkan yang bebek bisa mencapai Rp 470 ribu," jelas Ardiyan.Namun setelah ditimbang-timbang, ikan kerapu macan bisa dibilang lebih ekonomis. Maklum saja, ikan kerapu tergolong ikan laut karang yang cukup sensitif. Tidaklah mudah untuk membudidayakan ikan ini, perubahan iklim sedikit akan mempengaruhi ikan ini. "Kerambah ikan kerapu macan ini tidak perlu dibawa di tengah laut seperti kerambah ikan kerapu lainnya," paparnya. Sejauh ini segmen pasar hasil kerambah ikan kerapu macan milik Ardiyan, melayani permintaan dari sejumlah restauran-restauran di Bali. Saban dua minggu sekali, Ardiyan harus mensuplai ikan kerapu macan hidup miliknya. "Tidak kurang mencapai 200 sampai 250 kilogram ikan kerapu macan dengan bobot sekitar 400 gram," papar. Omset yang diterima yang diterima Ardiyan saban dua minggu itu mencapai Rp 10 juta sampai 15 juta. Margin keuntungan yang diterima, tidak kurang mencapi 30%.Lezatnya dari bisnis budidaya ikan kerapu macan pun juga dicicipi oleh Ibnu Purwanto. Warga Gunung Anyar Surabaya ini yang mengaku baru satu tahun menjalankan bisnis budidaya ikan kerapu macan, sudah kebanjiran pesanan.Tidak tanggung-tanggung, pesan tidak hanya datang dari pasar domestik. Tidak kalah banyaknya juga datang dari luar negeri yakni Singapura dan Hongkong. "Saya pernah didatangi rombongan dari Hongkong, tidak lain mencari ikan kerapu ini," jelas Ibnu.Menurut Ibnu, Hongkong dikenal sebagai negara perimpor ikan kerapu paling banyak. Maklum saja masyarakat Hongkong sangat mempercayai kasiat dari ikan kerapu. Namun karena keterbatasan jumlah hasil panen di kerambah jaring apung miliknya, Ibnu belum mampu mencukupi sekian banyak permintaan.Sejauh ini, Ibnu baru memasarkan ikan kerapu macan hidup untuk wilayah Jakarta. saban dua minggu sekali tidak kurang kerapu macan miliknya yang berkisar 100 sampai 150 kilogram, ia jual untuk mencukupi beberapa restoran di Jakarta. "Kalau harga di Jakarta perkilogramnya Rp 250 ribu, jauh lebih mahal dibandingkan di Bali. Di Bali sudah terlalu banyak pemainnya," jelasnya.Namun perlu diperhatikan, dalam berbisnis ikan kerapu ada beberapa kendala yang pasti dihadapi. Dalam membudidayakan ikan ini, bukan pekerjaan yang mudah. Ketelatenan dalam menjaga kebersihan kerambah menjadi penentu, diluar faktor iklim yang terkadang menjadi musuh utama. "Pernah di tahun 2008, ada virus yang membuat ikan kerapu mati di kerambah," papar Ardiyan.Selain itu, ikan ini dikenal sangat sensitif. Hal ini menjadi persoalan besar ketika ikan ini harus dijual ke luar daerah. Menurut Ibnu yang saban dua minggu mengirim ikan kerapu macan ke Jakarta, sudah dipastikan 15% sampai 20% ikannya mati.Hal ini juga yang membuat enggan Ardiyan untuk memenuhi pasar Jakarta, ia lebih memilih pasar Bali meski harga ikannya relatif lebih murah perkilogramnya. "Kita kan menjual ikan hidup, kalau dikirim ke Jakarta resiko ikan mati besar. Maka lebih memilih di Bali," kata Ardiyan.Sejauh ini, Ardiyan dan Ibnu sepakat bahwa prospek bisnis ikan kerapu macan sangat besar. Terlebih saat ini jumlah permintaan besar terlebih pasar ekspor, namun ketersedian ikan yang relatif sedikit. "Ekspor itu banyak dan sekarang harga lagi tinggi, tapi itu tidak ada ikannya," keluh Ibnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: