Kerek ekonomi, India reformasi pajak



WASHINGTON. India berambisi mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Agar mencapai target pertumbuhan tersebut, Pemerintah India melakukan reformasi perpajakan semester kedua mendatang.

Menteri Keuangan India Arun Jaitley, dalam pertemuan International Monetary and Financial Committee (IMFC) di Amerika Serikat (AS) pekan lalu meyakini, pertumbuhan ekonomi di negaranya bisa lebih cepat yakni di level 8%. Faktor penggeraknya: rencana India untuk menerapkan pajak penjualan nasional mulai Juli mendatang.

Jaitley menjelaskan, penerapan pajak barang dan jasa atau yang dikenal dengan goods and services tax (GST) akan memangkas banyak pajak yang selama ini harus dibayar. Pajak GST akan menggantikan retribusi lama dan diklaim dapat memperbaiki kemudahan dalam berbisnis, sehingga akan menguntungkan 1 miliar konsumen yang ada saat ini.


"Ini akan menjadikan India sebagai pasar dengan pajak tunggal. Pertumbuhan ekonomi India akan sangat kuat," kata Jaitley kepada sejumlah menteri keuangan negara-negara anggota G-20 seperti dikutip Bloomberg.

Sebenarnya, usulan pajak GST akan menggantikan retribusi jaringan sejatinya merupakan gagasan lama yang telah diusulkan lebih dari satu dekade lalu. Namun dalam perjalanannya, telah disempurnakan beberapa kali sambil menunggu dukungan dari Perdana Menteri India Narendra Modi.

Lewat pengurangan pajak tersebut, perekonomian India diharapkan dapat tumbuh 7,2% pada tahun 2017. Selanjutnya pada tahun 2018 mencapai pertumbuhan 7,7%. Jaitley memperkirakan pertumbuhan jangka menengah India akan naik di atas 8% berdasarkan proyeksi IMF.

Iklim bisnis lebih baik

Partner Pajak PricewaterhouseCoopers LLP, Anita Rastogi menilai, penerapan GST akan mendorong tingkat kepatuhan pajak makin tinggi. Selain itu iklim bisnis ekonomi juga akan lebih baik sebab meminimalkan kesempatan untuk melakukan korupsi.

Biaya juga akan lebih mudah dikendalikan dan ini akan mempengaruhi layanan pengiriman barang di negara-negara bagian India. Setiap harinya lebih dari 200.000 truk menunggu antrean hingga tiga kilometer karena harus membayar biaya masuk di 122 pos pemeriksaan. Akibatnya, banyak bahan makanan yang membusuk lewat GST ini dipastikan risiko tersebut akan menurun sehingga biaya akan lebih dapat dikendalikan.

Pemerintahan Narendra Modi optimistis dengan GST ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 2 poin. Sementara Bank Sentral India menyatakan bahwa perubahan tersebut dapat meningkatkan PDB India secara riil sebanyak 4,2%. Namun pencapaian tersebut tergantung pada seberapa tinggi pajak yang ditetapkan.

Editor: Rizki Caturini