KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri manufaktur masih dibayang-bayangi kelesuan pasar di tahun 2020. Hal ini juga dirasakan oleh produsen dan distributor bahan bangunan, PT Impack Pratama Industri Tbk (
IMPC). Sekretaris Perusahaan PT Impack Pratama Industri Tbk Lenggana Linggawati mengatakan beberapa fenomena global seperti virus corona yang mewabah membuat permintaan menjadi lesu. Hal ini pada gilirannya bisa turut berdampak pada penjualan perseroan baik di tingkat domestik maupun di pasar ekspor.
Kendari demikian, hal ini tidak lantas membuat PT Impack Pratama Industri Tbk gentar. Pasalnya, emiten bahan bangunan ini sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi tantangan yang ada.
Baca Juga: Impack Pratama Industri (IMPC) Bidik Rp 200 Miliar dari Australia Tahun ini,
IMPC akan meluncurkan produk baru untuk menstimulasi permintaan pasar. Tidak hanya itu, perseroan juga berencana untuk menambah kapasitas produksi produk Alderon guna mengerek kinerja penjualan. Sebagai informasi, Alderon merupakan salah satu jenis atap rumah atau bangunan yaitu atap uPVC. Keputusan ini bukannya tanpa alasan. Menurut Lenggana, Alderon tercatat telah memiliki kontribusi yang signifikan sebelumnya dalam total pendapatan perseroan. “Memang secara kuantitas penjualan, Alderon termasuk besar dan sangat potensial,” ujar Lenggana kepada Kontan.co.id (26/02). Meski begitu, Lenggana masih enggan menyebutkan proyeksi kinerja pendapatan ataupun laba yang akan dibidik seiring dengan adanya kedua strategi di atas.
Baca Juga: Serapan capex Impack Pratama (IMPC) mencapai Rp 40 miliar Sepanjang Januari - September 2019 lalu, membukukan pendapatan sebesar Rp 1,04 triliun. Angka ini tumbuh sekitar 8,99% bila dibandingkan dengan pendapatan pada periode sama tahun 2018 yang sebesar Rp 956,28 miliar. Seiring dengan hal ini, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada entitas pemilik induk alias laba bersih melesat sekitar 34,28% secara tahunan (
year-on-year/yoy) dari yang semula sebesar Rp 41,43 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2018 menjadi sebesar Rp 55,64 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2019 lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi