Kerek Pembangkit EBT, PLN Indonesia Power Andalkan Program Hijaunesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PLN Indonesia Power (PLN IP) siap mengerek kapasitas Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui Program Hijaunesia 2023.

Program Hijaunesia merupakan inisiatif Subholding Kelistrikan untuk transisi energi dan mendukung capaian target net zero emission (NZE) pada 2060. Program ini pun disebut sukses menarik animo investor.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, dalam proyek Hijaunesia 2023 PLN IP memprioritaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema Strategic Partnership.


"Melalui inisiatif ini kita genjot pengembangan EBT yang telah tercantum dalam RUPTL 2021 – 2030, dengan kapasitas total mencapai 1.055 MW," kata Edwin dalam siaran pers, Jumat (5/4). 

Baca Juga: PLN dan China Energy Kerja Sama Pengembangan Energi Hijau di Sulawesi

Edwin melanjutkan PLN IP akan mengakselerasi pembangunan PLTS yang ada di 5 lokasi dengan total kapasitas 500 MW, dengan target proses pembangunan hingga Commercial Operation Date (COD) lebih cepat dari yang pernah dilakukan.

"Pembangunan pembangkit tersebut dengan proses paralel antara lain pra-seleksi mitra termasuk kontraktor EPC, pemilihan lender, dan proses perizinan," tutur Edwin.

Pembangunan PLTS pun diminati oleh para calon mitra dan kontraktor EPC dari berbagai negara, saat ini total ada 33 Peserta (bidder) yang lulus tahap Request for Quotation (RFQ). Saat ini proses telah memasuki tahapan evaluasi sampul 1.

"Para calon mitra yang berminat atas pengembangan proyek PLTS 500 MW ini berasal dari dalam negeri hingga Eropa, ini menandakan proyek EBT kami menarik," imbuh Edwin.

Baca Juga: PLN Siap Mulai Dedieselisasi Pembangkit Berskala Kecil

Menurut Edwin, meski calon mitra tersebut berasal dari dalam negeri, PLN IP tetap menitikberatkan pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sesuai regulasi yang berlaku, dengan begitu proyek yang dilaksanakan PLN dapat menciptakan multiplier effect bagi industri dalam negeri.

"Hijaunesia 2023 sebagai pengerek permintaan untuk membuka pasar investasi manufaktur solar PV dalam rangka unlock isu TKDN 60%," ungkapnya.

Edwin mengungkapkan, proyek Hijaunesia 2023 juga sekaligus bentuk komitmen dan implementasi PLN melalui PLN Indonesia Power dalam aspek environmental, social and governance (ESG).

Seperti diketahui, hingga 2028 PLN Indonesia Power menargetkan pengembangan pembangkit EBT hingga 2,78 GW yang berkontribusi pada pengurangan emisi CO2 sebesar 2 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati