Kerek pendapatan, Brasil menaikkan setoran pajak



BRASILIA. Pemerintah Brasil akan menaikkan tarif pajak sebagai upaya untuk memulihkan kepercayaan disiplin fiskal. Upaya itu akan menebalkan kantong pendapatan Brasil lebih dari R$ 20 miliar atau sekitar US$ 7,5 miliar. Kenaikan pajak mulai berlaku bulan depan.

Sebagai bagian dari kebijakan baru, Brasil akan melanjutkan kebijakan yang bernama Contribution of Intervention in the Economic Domain (CIDE). Brasil akan menaikkan tarif pajak bahan bakar, juga tarif pajak atas pinjaman kepada individu dan pajak impor. Pemerintah juga mengubah sistem untuk mengumpulkan pajak pada produk kosmetik.

"Ini adalah serangkaian tindakan yang diambil untuk kembali menyeimbangkan perekonomian terutama dari perspektif fiskal dengan tujuan meningkatkan rasa percaya diri," ujar Joaquim Levy, Menteri Keuangan Brasil seperti dilansir Bloomberg.


Sekadar informasi, kebijakan yang dijalankan oleh pemerintahan Presiden Dilma Rousseff selama empat tahun pertama membuat defisit anggara Brasil melebar. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi melambat dan inflasi melebihi target.

Departemen Keuangan Brasil merilis pernyataan bahwa pajak bahan bakar yang lebih tinggi akan meningkatkan pendapatan hingga R$ 12,2 miliar di tahun ini.  Lalu, pemerintah akan menambah pendapatan negara sebesar R$ 7,4 miliar dari kenaikan pajak pinjaman pribadi.

Dari kenaikan pajak impor dan kosmetik, Brasil mengharapkan bisa mendapatkan pendapatan tambahan masing-masing sebesar R$ 694 juta dan R$ 381 juta. "Mereka benar-benar mencoba untuk meningkatkan pendapatan demi memenuhi tujuan fiskal," ujar Andre Perfeito, Kepala Ekonom Gradual CCTVM.

Namun, Perfeito bilang, konsekuensi kenaikan pajak adalah inflasi dalam jangka pendek akan cukup tinggi. Menurut survei Bank Sentral Brasil, tingkat inflasi Brasil akan meningkat menjadi 6,67% pada 2015. Pada akhir tahun lalu, tingkat inflasi Brasil hanya 6,42%.

Harga-harga barang naik sekitar 6,5%. Ini di atas rata-rata yakni 2,5% sejak Rousseff menjabat sebagai presiden pada tahun 2011 lalu.

Biaya hidup yang lebih tinggi telah mengikis ekonomi Brasil. Para analis dalam survei yang dilakukan oleh Bank Sentral Brasil memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,38%. Dengan demikian, ini adalah tahun kelima berturut-turut pertumbuhan ekonomi Brasil kurang dari negara Amerika Latin.

Editor: Hendra Gunawan